Kemendikbudristek: Indonesia Butuh Penguatan Inovasi Vokasi Bidang Maritim Hingga Pangan

Hal itu diberitakan oleh Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panel pakar Direktorat Kerjasama Perdagangan dan Harmonisasi Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Alan F. Koropitan mengatakan Indonesia harus bergerak menuju kemandirian pangan. 

Pertanian dan pelayaran sebagai penopang utama menjadi prioritas utama pembangunan hampir di setiap daerah. 

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian pada program Penguatan ekosistem kerjasama pembangunan ekonomi daerah berbasis kapasitas yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Pemetaan kapasitas daerah secara komprehensif di 27 provinsi dicapai melalui pelaksanaan program yang dibiayai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 

Berdasarkan perencanaan inovasi, hampir seluruh daerah membutuhkan pengembangan untuk mendukung varietas lokal, pertanian cerdas dan budidaya perikanan presisi, serta teknologi pengolahan pangan tepat guna.

Hasil pemetaan dalam program Ekosistem Kemitraan akan menentukan perlakuan yang menggerakkan daerah menuju tingkat kemandirian kemitraan, kata Allan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/11/2024).

Pendidikan vokasi sebagai pendidikan adaptif dan inklusif mempunyai peluang besar untuk menjadi bagian dari pembangunan ekonomi berbasis potensi daerah. 

Direktur Mitras DUDI Adi Nuryanto mengungkapkan, konsorsium SMK mulai berperan aktif dalam penyusunan rencana pembangunan daerah dalam jangka menengah dan panjang. 

“Program ini akan berlanjut pada tahun kedua dan ketiga untuk menciptakan jejaring antar satuan pendidikan vokasi, khususnya melalui pelaksanaan proyek inovasi yang harus sejalan dengan dokumen kebijakan pada tahun pertama,” kata Adi.

Berkat selesainya program tahun pertama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperoleh persetujuan tambahan anggaran dari LPDP untuk pelaksanaan program tahun kedua dan ketiga. 

Besaran tambahan anggarannya sebesar Rp35 miliar, dengan tambahan alokasi sebesar Rp20 miliar pada tahun kedua dan Rp15 miliar pada tahun ketiga. 

Jika dihitung anggaran yang ada (Rp 40 miliar), maka total anggaran yang tersedia adalah Rp 75 miliar.

“Program ini merupakan peluang bagi industri untuk bekerja sama dengan unit pelatihan vokasi untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Pemerintah daerah harus memastikan inovasi yang diajukan tepat dan bermanfaat bagi kebutuhan daerah,” kata Andy. 

Selain itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Saryadi menegaskan kerja sama ini dapat menyelesaikan permasalahan pendidikan vokasi. 

“Saya berharap pembahasan pendidikan vokasi tidak lagi menjadi pembahasan yang lepas dari potensi atau program prioritas pembangunan daerah,” pungkas Saryadi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *