Laporan reporter Tribunnews.com Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meniadakan kursus sains, IPS, dan bahasa di sekolah menengah.
Kepala Badan Kurikulum dan Standar Penilaian Pendidikan (BSCAP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anindito Aditomo mengatakan penghapusan mata pelajaran IPA, IPS, dan mata pelajaran bahasa di sekolah menengah merupakan bagian dari penerapan mata pelajaran tersebut. Kurikulum Mandiri.
“Pada kelas 11 dan 12 sekolah menengah, siswa yang sekolahnya menggunakan pendidikan mandiri dapat dengan leluasa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, keterampilan, dan cita-citanya untuk melanjutkan studi atau bekerja,” kata Anindito Aditomo kepada pers, Jumat (19/7). / 2024).
Ia mencontohkan seorang mahasiswa yang ingin mengejar gelar sarjana teknik.
Para siswa ini, kata Anindito, dapat menggunakan matematika tingkat lanjut dan matematika ilmiah tanpa harus mengambil mata kuliah biologi.
Selain itu, seorang mahasiswa yang ingin belajar kedokteran dapat mengambil mata kuliah pilihan di kelas biologi dan kimia tanpa mengambil jurusan matematika.
Hal ini, menurut Anindito, membantu siswa untuk lebih berpikir.
“Siswa dapat fokus membangun basis pengetahuan yang sesuai dengan minat dan rencana pendidikan selanjutnya,” kata Anindito.
Menurutnya, proses tersebut akan membuat siswa lebih berpikir.
Setelah itu, siswa tidak akan kesulitan untuk melanjutkan belajar.
“Persiapan yang sistematis dan mendalam ini sulit dilakukan ketika mahasiswa masih berada di jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” ujarnya.
Dia menjelaskan, proses tersebut bukanlah hal baru.
Namun baru digunakan 2 hingga 3 tahun terakhir seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Mandiri pada tahun 2021.
“Pada tahun 2022, sekitar 50 persen satuan pendidikan akan mengikuti Kurikulum Merdeka. Pada tahun berjalan 2024, tingkat penyelenggaraan pendidikan mandiri mencapai 95 persen SD, SMP, dan SMA/SMK,” tutupnya.