Kembali Gunakan Sirekap di Pilkada 2024, KPU: Ada Perbaikan dan Konsultasi dengan DPR

Laporan tersebut disampaikan jurnalis Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penjabat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia Mochammad Afifuddin membenarkan Sirekap akan tetap digunakan pada Pemilu 2024.

Namun menurutnya, masih banyak catatan yang perlu diperbaiki pada aplikasi Sirekap.

Afif kepada wartawan di Kantor KPU Indonesia, Jumat (12/7/2024): “Mudah-mudahan bisa kita manfaatkan bersama dengan catatan-catatan sebelumnya, apa yang perlu kita perbaiki, dan sebagainya.”

Dia menjelaskan, pihaknya tidak membahas detail teknis penggunaan Sirekap pada Pemilu 2024 karena KPU masih banyak menyusun Peraturan KPU (PKPU) dan peraturan lainnya.

Ia juga mengatakan, KPU berdiskusi dengan Komisi II DPR RI tentang evaluasi aplikasi Sirekap berdasarkan pengalaman pemilu presiden dan legislatif tahun 2024.

“Iya sekarang kita siapkan semuanya (Sirekap) dengan banyak pilihan, pasti ada perbaikan, pasti ada semacam konsultasi dan diskusi dengan teman-teman Komisi II tentang penilaian kemarin dan apa yang pantas. Mari kita lakukan di Pilkada kali ini. ,” jelas Afifuddin.

Selain itu, ia menyebut ada antusiasme KPU dalam penggunaan Sirekap, meski banyak komentar yang meminta perbaikan pelaksanaan jelang Pilkada 2024.

Namun keinginan kami tetap menggunakan (Sirekap) dengan beberapa perbaikan, perubahan sesuai kebutuhan dan catatan, agar tidak mengganggu atau menimbulkan kegaduhan di masyarakat Sirekap yang kami gunakan, ”ujarnya.

Sebelumnya, teknologi dan implementasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirecap) Pemilu 2024 masih memerlukan banyak pengembangan.

Pembenahan ini harus dilakukan untuk menghindari terulangnya kontroversi Pilkada Sinkronisasi 2024 seperti pemilu Sirecap sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan Reza Lesman, pakar teknologi Jaga Suara 2024 dalam diskusi bertajuk “Sirekap sa Pemilu 2024: Penilaian dan Rekomendasi Pilkada 2024” yang digelar di sebuah hotel di Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta. (7/6/2024).

Kelemahan utamanya adalah otomatis masuknya informasi yang salah. Ini harus dicegah, kata Reza.

“Sistem harus cukup pintar untuk memeriksa pelanggaran data, memiliki tim yang memeriksa dan memperbaiki data,” ujarnya.

Dalam diskusi tersebut, Reza juga menyoroti lambatnya perkembangan data Sirekap. Dia menduga kurangnya persiapan tim untuk memperbaiki data.

Selain itu, koreksi informasi hasil Pilpres 2024 di Sirekap tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), karena pihak yang mengunggah foto tersebut di formulir TPS C. Hasil di formulir sistem informasi.

Pada Pemilu Sinkron 2024 mendatang, Reza mengatakan, KPU harus memberikan kewenangan kepada pejabat KPPS untuk memperbaiki kesalahan pembacaan Sirekap penghitungan suara di formulir Hasil C.TPS.

Selain itu, KPU juga dinilai harus menyiapkan tim verifikator untuk memverifikasi data perolehan suara di tingkat TPS di Sirekap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *