TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Harga emas melemah pada Selasa pagi (16/7/2024) setelah kemarin naik ke level tertingginya dalam dua bulan.
Prospek penurunan suku bunga dari Federal Reserve membantu kenaikan harga emas baru-baru ini.
Harga emas turun 0,05 persen menjadi US$2.421,12 per troy ounce pada pukul 07.05 WIB pada Selasa (16/7). Harga emas mencapai level tertingginya dalam hampir dua bulan kemarin. Emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 20 Mei di US$2,449.89 per troy ounce.
Sementara emas berjangka pagi ini melemah 0,13 persen menjadi US$2.425,8 per troy ounce dari level kemarin.
“Harga emas dan perak akan terus bergerak lebih tinggi dan saya tidak akan terkejut melihat rekor tertinggi baru di sini dalam beberapa minggu ke depan atau bahkan lebih lama lagi,” kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals kepada Reuters.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan tiga pembacaan inflasi pada kuartal kedua tahun ini menunjukkan The Fed telah membuat “lebih banyak kemajuan” untuk mengembalikan inflasi ke level 2.
Pasar sekarang melihat peluang 100% penurunan suku bunga AS pada bulan September, menurut alat CME FedWatch. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih jelas ketika suku bunga rendah.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS naik tipis karena investor mempertimbangkan apakah upaya pembunuhan terhadap calon presiden AS Donald Trump meningkatkan peluangnya untuk menang.
“Efeknya seimbang di setiap arah, dan menurut saya (emas) cenderung bergerak sideways karena alasan itu,” kata Everett Millman, kepala analis perdagangan di Gainesville Coins.
Fokus minggu ini pada data penjualan konsumen AS, produksi industri untuk bulan Juni dan klaim pengangguran mingguan dapat memberikan lebih banyak wawasan mengenai kekuatan ekonomi terbesar di dunia. (Wahyu Tiga Rahmavati)
Sumber: Uang