Keluarga Korban Tewas Bus Maut Rombongan SMK Lingga Kencana Buka Peluang Gugat Perusahaan Otobus

Laporan reporter Tribunnews.com Geeta Erawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keluarga korban tewas dalam kecelakaan massal di SMK Linga Kenkana Depok di Subang, Jawa Barat membuka kemungkinan menggugat perusahaan bus yang ditumpangi keluarganya.

Karnin, adik guru yang tewas dalam kecelakaan maut itu mengatakan, penyebab bus tidak lurus ke jalan.

Namun dia mengaku tetap menyerahkannya kepada pihak berwajib untuk dilakukan penyelidikan atas kecelakaan yang menewaskan 11 orang tersebut.

Ia pun mengatakan masih mendiskusikan kasus yang diajukan tersebut dengan pihak keluarga.

Hal itu diungkapkannya pada Minggu (5/12/2024) saat diterima di rumah duka di Kelurahan Rangapan Jaya, Kota Dipok.

“Tetapi perusahaan (bus) harus bertanggung jawab dalam kasus ini.” Ya, mungkin aku juga bisa melihatnya. Sebagai satu keluarga, kami juga bisa mengajukan kasus. “Tetapi saya akan kembali ke keluarga saya,” katanya.

“Iya, bisa saja dari perusahaan (kasus yang diajukan). Saya seorang pengacara, saya seorang pengacara. dia sudah menjadi pengacara. 

Dia mengatakan, meski kasus tersebut diselidiki, upaya akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Ia pun berharap kedepannya mobil-mobil yang tidak layak pakai akan dihentikan.

“Sebenarnya, dari tes yang saya dengar dari beberapa media, mobil ini tidak terlalu bagus.” Mungkin sekedar body swap karena saya juga punya body shop di Cianjur (dengan klien), konsultan hukum,” ujarnya. .

“Terkadang banyak mobil yang sudah tua. Body part diganti, dicat, (walaupun) kapasitas mobil sudah tua. Jadi masyarakat tertarik. Terkadang harganya murah. Misalnya, orang menyewanya dari 5 hingga 7 vr. jutaan, Bagi kita masyarakat awam, memiliki mobil yang diduga rem blong adalah hal yang paling utama 

Polisi menduga kecelakaan terjadi akibat rem blong pada bus wisata PO Trans Putera Fajar bernomor polisi Wongiri AD 7524 OG di Subang, Jawa Barat, Sabtu (5/11/2024).

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jabar, Kombes Edwin Afandi mengatakan, pengemudi bus kehilangan kendali atas laju bus akibat rem blong dan akhirnya terguling. 

Berdasarkan keterangan saksi di TKP dan kemudian beberapa penumpang, ternyata sopir bus tidak mampu mengendalikan bus karena remnya blong, kata Edwin di Breaking News CompassTV, Minggu. (5.11.2024) di lokasi kejadian. 

Meski demikian, Edwin mengatakan penyebab dan faktor utama kecelakaan yang menewaskan 11 orang tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut. 

“Tentunya masih dalam penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan keadaannya,” ujarnya. sebuah bus tua

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Subang Asep Setia Permana mengatakan, bus rombongan pelajar SMK Lingga Kenchana di Dipok mengalami kerusakan mesin.

Ia mengatakan, hal itu didapat dari informasi yang dikumpulkannya.

Jadi informasi yang kami terima, bus tersebut mengalami kerusakan mesin saat berhenti di salah satu bengkel, kata Asep seperti dikutip TribunJabar.id, Minggu (12/05/2024). 

Terdengar pula, menurut keterangan saksi, mesin bus tidak mau hidup.

Selain itu, lampu depan dan klaksonnya disebut-sebut bermasalah, ujarnya. 

Selain itu, kata dia, sebelum kejadian terdengar mesin bus tidak hidup, hanya lampu hazard yang menyala, lampu utama tidak menyala, dan sirine tidak terdengar oleh para saksi. 

Dikatakannya, bus ini sudah beroperasi sejak 2006 berdasarkan pemeriksaan sementara.

Namun Asep belum bisa memastikan penyebab pasti kecelakaan tersebut. 

“Penyebab pasti kecelakaan akan diumumkan setelah bus tersebut diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan polisi,” ujarnya.

Bus yang mengangkut 40 orang itu diketahui tidak memiliki izin angkut dan status SIMnya sudah habis masa berlakunya. 

Asnal, Kepala Bagian Hukum dan Kemasyarakatan Dirjen Perhubungan Darat, mengatakan status pemeriksaan bus KIR tersebut telah habis masa berlakunya pada Desember 2023.

“Dalam aplikasi Mitra Darat tercatat bus tersebut tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) sudah habis terhitung sejak 6 Desember 2023,” kata Aznal, Sabtu (11/5/2024). . ).

Ia mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *