TribuneNews.com – Keluarga korban serangan Hamas mengganggu pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu memperingati peringatan 7 Oktober.
Menurut siaran langsung pidato tersebut, Netanyahu berdiri tak bergerak di atas panggung selama upacara di Yerusalem ketika massa mencemoohnya dan menyela pidatonya selama lebih dari satu menit.
Seperti dikutip Al Arabiya, salah satu pengunjuk rasa berulang kali mengatakan: “Ayah saya terbunuh.”
Pemerintahan Netanyahu mendapat tekanan publik dan diplomatik untuk berbuat lebih banyak guna mencapai kesepakatan untuk membebaskan tahanan yang masih berada di Gaza.
Kepala mata-mata Israel David Barnea akan melakukan perjalanan ke Doha pada Minggu (27/10/2024) untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan melanjutkan pembicaraan guna mencapai kesepakatan untuk membebaskan sandera Gaza.
Setelah pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar awal bulan ini, keluarga para sandera lainnya dan banyak pemimpin Barat meminta pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan.
Para pejabat Israel dan AS serta beberapa analis mengatakan pertempuran tersebut telah menjadi hambatan besar terhadap kesepakatan yang memungkinkan pembebasan 97 sandera yang masih ditahan oleh militan di Gaza, 34 di antaranya dibunuh oleh pasukan Israel.
Para kritikus Israel juga menuduh Netanyahu menghalangi mediasi gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera.
Pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan tindakan militer saja tidak akan cukup untuk mencapai tujuan perang negaranya, termasuk memulangkan para sandera.
“Tidak semua tujuan dapat dicapai melalui operasi militer saja… Untuk mewujudkan kewajiban moral kita dalam memulangkan sandera, kita harus membuat konsesi yang menyakitkan,” kata Gallant dalam pidato terpisah pada peringatan serangan Hamas dalam kalender Yahudi. Perang yang sedang berlangsung di wilayah Palestina dimulai pada 7 Oktober. Perang Israel-Hamas – Korban
Israel melancarkan kampanye untuk menghancurkan Hamas pada 7 Oktober 2023, sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan, yang menewaskan hampir 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya.
Sejak itu, lebih dari 42.924 orang telah terbunuh di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan setempat yang dikelola Hamas. – Ringkasan perkembangan terakhir Pasukan Israel menewaskan sedikitnya 53 orang di Gaza pada Minggu (27/10/2024), termasuk 46 orang di utara, di mana tentara memperketat pengepungan dengan penembakan dan penangkapan massal. Al Jazeera melaporkan bahwa pihak berwenang memasukkan dua jurnalis lainnya di antara para korban.
Hal ini menjadikan jumlah total pekerja media yang terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang Israel menjadi 182 orang. Presiden Mesir El-Sisi menawarkan gencatan senjata awal selama dua hari di Gaza untuk menukar empat tahanan Israel dengan tahanan Palestina, diikuti dengan pembicaraan lebih lanjut pada tanggal 10. Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan Israel harus membuat konsesi yang menyakitkan jika ingin membebaskan tahanan yang tersisa di Gaza. Di Lebanon, serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk tiga paramedis, dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan negara tersebut. Presiden Iran Massoud Pezhekian pada Sabtu (26/10/2024) bersikeras tentang tanggapan yang memadai terhadap serangan Israel ke negaranya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan pemerintah telah menerima sinyal kemungkinan serangan sebelum serangan tersebut.
(TribuneNews.com, Andari Wulan Nugrahani)