Kelompok Perlawanan Mesir Bergerak, Pengusaha Yahudi Diduga Agen Mossad Ditembak Mati di Alexandria

Kelompok perlawanan Mesir bergerak, menembak mati agen Mossad pengusaha Yahudi di Alexandria

TribuneNews.com – Ziv Kiper, seorang pengusaha Yahudi Israel, dilaporkan ditembak oleh orang bersenjata tak dikenal di kota pelabuhan Alexandria, Mesir, pada Rabu (8/5/2024).

Belakangan, kelompok perlawanan, Front Pembebasan – Kelompok Muhammad Salah Shaheed, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, seperti dilansir Indiatimes.

Kelompok perlawanan, yang namanya diambil dari nama seorang petugas polisi Mesir yang tewas dalam baku tembak lintas batas oleh tentara Israel (IDF), mengklaim bahwa Ziv Kipper adalah agen Israel yang terlibat dalam perekrutan Mossad.

Menurut media lokal, Jive Keeper memiliki perusahaan buah dan sayuran beku.

Televisi Channel 12 Israel juga memberitakan bahwa seorang pengusaha Israel tewas di kota Alexandria.

Televisi Israel Cannes juga mengumumkan bahwa Kementerian Luar Negeri Israel akan menyelidiki pembunuhan Israel tersebut. Rafah ditutup dan tank Israel terus memasuki wilayah selatan Palestina. (AFP) Kecepatan protes, Mesir melambat

Menyusul operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas, yang membalas invasi Israel ke Gaza, sejumlah tokoh yang terlibat dalam urusan militer Israel teridentifikasi dan diserang oleh kelompok oposisi Mesir, banyak di antaranya tewas.

Pada bulan Oktober tahun lalu, dua minggu setelah perang Gaza pecah, seorang polisi Mesir menembaki sekelompok orang Israel dengan senjatanya, menewaskan enam warga Israel.

Di sisi lain, Mesir telah memperingatkan rezim Zionis atas tindakan operasi darat tentara IDF di Rafah.

Pagi ini, Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan bahwa operasi militer IDF di Rafah mengancam nasib upaya yang lebih luas untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut.

Pernyataan itu mengecam operasi militer Israel di kota Rafah, Palestina, dan menekankan bahwa ketegangan berbahaya mengancam kehidupan lebih dari satu juta warga Palestina.

Kelompok milisi perlawanan Palestina, yang memperingatkan konsekuensi kemanusiaan besar-besaran dari setiap serangan darat Israel di Rafah, dapat mengarah pada kejahatan yang lebih keji terhadap warga sipil Palestina.

Milisi perlawanan Palestina menegaskan bahwa pemerintah AS dan komunitas Barat bertanggung jawab penuh atas serangan darat Israel di Rafah.

“Pada saat yang sama, kelompok perlawanan siap menghadapi segala skenario agresi rezim terhadap Jalur Gaza, termasuk ancaman serangan darat terhadap Rafah di Gaza selatan,” kata laporan PT.

Selain itu, setelah serangan darat tentara Israel di wilayah Rafah (selatan Jalur Gaza, berbatasan dengan Mesir), seorang peneliti Mesir-Amerika terkemuka bernama Sam Youssef menulis tweet yang mengkritik kelambanan tentara Mesir terhadap pelanggaran kedaulatan Israel atas negara tersebut.

(oln/itu/pt/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *