Kekalahan Timnas Indonesia U-23 Bertabur Drama Wasit dan VAR, Erick Thohir Minta Maaf

Kekalahan Timnas U-23 Indonesia Dibayangi Drama VAR, Erick Thohir Minta Maaf

TRIBUNNEWS.COM – Timnas U-23 Indonesia harus menelan kekalahan pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Uzbekistan, Senin (30/4/2024).

Terjadi di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Senin (29/4/2024) malam WIB, Timnas Indonesia U-23 kalah dari lawannya dengan skor 0-2.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir langsung bereaksi atas kekalahan ini.

Ia mengatakan Timnas U-23 Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin, namun pada akhirnya harus mengakui keunggulan Uzbekistan.

Meski demikian, Erick Thohir menegaskan Timnas U-23 Indonesia tetap bertekad mengamankan tiket lolos ke Olimpiade Paris 2024 dengan meraih juara ketiga turnamen Piala Asia 2024.

Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi tim yang kalah antara Irak dan Jepang untuk memperebutkan peringkat ketiga.

Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami akan memperebutkan juara 3 lagi pada tanggal 2 Mei, kata Erick Thohir dalam keterangan singkat di aplikasi pesan. Taburi dengan wasit dan drama VAR

Pada laga tersebut, banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan timnas Indonesia U-23.

Sejumlah insiden yang terjadi di lapangan yang melibatkan VAR diduga membuat jalannya pertandingan menjadi negatif bagi skuad asuhan Shin Tae-yong.

Timnas Indonesia kalah 2-0 dari Uzbekistan pada laga semifinal Piala Asia U23 2024 di Stadion Abdullah bin Khafila, Senin (29/4/2024).

Husain Norchaev mencetak dua gol untuk Uzbekistan pada menit ke-68, serta gol bunuh diri Pratama Arhan pada menit ke-86.

Pada laga kali ini, Timnas U23 Indonesia merasa kewalahan menghadapi wasit Shen Yinhao, wasit asal China yang memimpin pertandingan.

Banyak keputusan diambil yang merugikan skuad Garuda. Salah satu keputusan wasit yang banyak merugikan tim besutan Shin Tae-yong adalah menganulir gol Muhammad Ferrari.

Momen itu terjadi pada menit ke-60. Dari umpan dari sisi kiri Pratama Arhan, situasi berubah menjadi kisruh.

Bola berhasil diblok pemain Uzbekistan, namun bola kembali sampai ke kaki Pratama Arhan dan berakhir dengan umpan silang.

Situasi kembali kacau hingga akhirnya bola jatuh di kaki Ferrari dan kemudian ia mencetak gol.

Anehnya, wasit VAR memanggil wasit pertama untuk segera memeriksa VAR, sehingga gol tersebut dianulir.

Wasit mengira Ramadhan Sananta lebih dulu terjebak dalam posisi offside. Namun dalam tayangan ulang belum terlihat jelas posisi Sananta apakah benar-benar offside atau tidak.

Tayangan ulang tidak memperlihatkan garis offside semi otomatis, wasit hanya menggunakan bantuan zoom sehingga menimbulkan dugaan keputusan salah.

Selain insiden gol yang dianulir, VAR juga berujung pada dikeluarkannya kapten timnas U23 Indonesia, Rizky Ridho.

Ya, bek sekaligus kapten Garuda Muda itu harus diusir wasit pada menit ke-84. Sekali lagi, VAR mempengaruhi keputusan dikeluarkannya Rizky Ridho pada laga tersebut.

Ridho hendak merobek bola, kakinya malah membentur tubuh pemain Uzbekistan itu. Usai tinjauan VAR, wasit memberikan kartu merah.

Kedua insiden tersebut terjadi di babak kedua, sedangkan babak pertama juga penuh kontroversi wasit Shen Yinhao.

Pada menit ke-27, Indonesia mendapat peluang lewat pelanggaran di tepi titik penalti, bahkan ada tanda-tanda pelanggaran tersebut bisa berujung penalti.

Pada awalnya, wasit menunjuk pada pelanggaran yang wajar, karena menurutnya pelanggaran tersebut terjadi di luar kotak penalti.

Kemudian kepala wasit asal Tiongkok, Shen Yinhao memeriksa VAR untuk kemungkinan penalti.

Namun sayang setelah ditinjau VAR, pelanggaran Witan Sulaeman tidak diberikan kepada Garuda dan bola diberikan kepada Uzbekistan.

Wasit VAR pada pertandingan ini adalah Sivakorn Pu-Udom yang juga mengontrol perangkat VAR pada laga Indonesia vs Qatar.

Selama menjadi wasit Piala Asia U23 2024, Sivakorn Pu-Udom mengeluarkan beberapa keputusan kontroversial yang disinyalir “membantu” Qatar.

Kekalahan ini membuat Indonesia gagal mencapai final dan gagal mendapatkan tiket ke Olimpiade Paris 2024.

Indonesia masih berjuang untuk laga ketiga pada Kamis (2/4/) malam.

Itu menjadi harapan lain skuad Garuda untuk menyegel tiket Olimpiade.

Juara, runner-up, dan peringkat ketiga akan mendapatkan tiket. Sebaliknya, pemenang keempat harus memainkan babak playoff melawan Guinea.

Tak lolos ke final, Timnas Indonesia gagal menyamai kesuksesan Vietnam di final Piala Asia U23 2018.

(oln/tio/tribunnews/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *