Kedatangan Jenazah Siswa SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Maut Subang Disambut Tangis Ibunda

Jurnalis Tribunnews.com Igman Ibrahim melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Rosdiana, ibunda Mahesya Putra yang juga menjadi korban kecelakaan maut yang melibatkan rombongan bus sekolah di SMK Lingga Kencana, Depok, tak kuasa menahan tangis saat jenazah putranya tiba di sana. rumah.

Pantauan Tribunnews di lokasi, ambulans yang membawa jenazah Mahesya Putra tiba sekitar pukul 12.08 WIB. Kedatangan jenazah dijaga ketat polisi.

Sesaat setelah sampai di rumah duka, jenazah Mahesya yang berada di peti mati langsung diangkut oleh warga rumah duka.

Di sana terlihat keluarga Mahesya dan tetangganya menunggu.

Dari kejauhan ibunda Mahesya langsung menghampiri peti mati jenazah anaknya.

Air matanya tak kuasa berhenti saat melihat anak pertamanya telah tiada.

Setelah itu pihak keluarga membacakan doa di depan jenazah Mahesya.

Setelah itu, jenazah disembahyang dan dimakamkan di TPU sekitar rumahnya.

Rosdiana pun mengungkapkan, putranya, Mahesya, merupakan sosok yang baik dan penurut.

Padahal, Mahesya menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.

Bukan tanpa alasan, Rosdiana ingat betul Mahesya ingin segera bekerja setelah lulus SMK Lingga Kencana.

Mahesya ingin membantu keuangan keluarganya.

“Dia anak yang baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Misalnya mau lulus, mau bekerja membahagiakan orang tuanya,” kata Rosdiana.

Mahesya merupakan anak pertama dari 5 bersaudara.

Mahesya hanya tinggal bersama ibu dan empat adiknya di sebuah gang sempit di Jalan Raya Maruyung.

Menurut Rosdiana, Mahesya nantinya ingin bekerja sambil belajar setelah lulus SMK Lingga Kencana.

Namun takdir berkata lain, Mahesya justru menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Subang.

“Iya, dia sudah punya rencana untuk bekerja dan kuliah juga,” ujarnya.

Rosdiana pun teringat bahwa Mahesya adalah sosok yang semangat mengejar mimpinya.

Padahal, Mahesya bukanlah anak yang nakal dan sangat menuntut orang tuanya.

“Beliau adalah orang yang semangat mengejar cita-citanya. Pada dasarnya beliau tidak berjiwa petualang, beliau tidak pernah meminta apa pun yang tidak bisa diberikan oleh ibunya. Pada dasarnya beliau tidak berjiwa petualang. Memang begitulah adanya,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, hingga Minggu (12/5/2024) pagi, tercatat ada 11 orang meninggal dunia akibat kecelakaan bus wisata Trans Putera Fajar di Subang, Jawa Barat, Sabtu pekan lalu.

Dari 11 korban meninggal, lima diantaranya perempuan, sisanya 6 korban laki-laki.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban tewas dalam kecelakaan tersebut antara lain pelajar dan guru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *