Kecukupan Protein dalam Pola Makan Lansia Penting untuk Cegah Sarkopenia

Laporan Jurnalis Tribunnews.com Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Seiring bertambahnya usia, massa dan fungsi otot bisa menurun secara bertahap dan progresif. Proses ini dikenal sebagai sarkopenia.

Kondisi ini biasanya dimulai pada awal usia 40-an dan dapat menyebabkan hilangnya massa otot sebesar 3-8% per dekade.

Satu dari lima lansia di Indonesia diperkirakan menderita sarkopenia, berdasarkan penelitian multiprovinsi yang diterbitkan dalam jurnal Acta Medica Indonesia pada tahun 2023.

Oleh karena itu, protein yang cukup sangat penting.

Salah satu peran utama protein adalah membentuk struktur penting tubuh seperti otot, organ, kulit, dan rambut.​

Protein membangun atau mempertahankan massa otot bila dikombinasikan dengan latihan kekuatan.

Tanpa jumlah protein yang cukup, tubuh kita tidak dapat tumbuh, memperbaiki kerusakan jaringan otot kita sehari-hari, dan menyediakan asam amino yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi tubuh normal. Bahkan dapat mulai merusak jaringan tubuh. , Dewan Penasihat Ilmiah dan Medis, Keamanan Konsumen Global, Herbalife, dikutip David Heber, Kamis (9 Mei 2024).

Dalam Survei Penuaan Sehat Asia Pasifik 2020, responden Indonesia mengatakan suplemen utama mereka untuk penuaan yang sehat adalah multivitamin dan mineral (74 persen) dan kalsium (46 persen), namun suplemen Hanya 4 dari 10 orang yang mengonsumsi protein sebagai bagian dari makanannya. Benar.

Temuan ini menyoroti perlunya lebih banyak orang untuk mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup seiring bertambahnya usia, terutama pada usia 40-an dan 50-an.

Ia juga menjelaskan cara memenuhi kebutuhan protein dalam pola makan Anda.

Anda harus memilih sumber protein dengan bijak. Protein lengkap yang ditemukan dalam sumber hewani dan produk kedelai memungkinkan tubuh mengganti protein dalam jumlah yang cukup agar dapat berfungsi dengan baik.

Pertama, tingkatkan asupan protein Anda. Saat mencoba menurunkan berat badan, mengurangi asupan kalori sering kali berarti mengurangi asupan protein.

Namun kondisi ini dapat mengganggu kemampuan tubuh Anda dalam membangun dan mempertahankan massa otot.

Caranya adalah dengan mengurangi asupan karbohidrat olahan dan makanan manis, serta menggantinya dengan makanan yang memberi Anda protein paling banyak dengan jumlah kalori paling sedikit.​

Contohnya termasuk telur, almond, dada ayam, ikan, yogurt, dan keju. Selain itu, Anda juga bisa memasukkan sumber protein nabati seperti tahu dan tempe ke dalam makanan Anda untuk lebih meningkatkan asupan protein Anda.

Selanjutnya, penuhi asupan protein harian Anda sejak dini. Untuk mengoptimalkan asupan protein, pastikan Anda memulai hari dengan protein yang cukup.

Penelitian menunjukkan bahwa jika sebagian besar protein Anda dikonsumsi pada malam hari, peluang pertumbuhan otot Anda menjadi kurang optimal dibandingkan jika Anda mengonsumsi protein sepanjang hari.

Sarapan adalah waktu makan terpenting dalam sehari, namun sering kali diabaikan dalam hal asupan protein.

Makanan sarapan khas seperti nasi dan bubur mungkin tidak mengandung cukup protein.

Misalnya, untuk meningkatkan kadar protein di pagi hari, makanlah 3 butir telur rebus atau putih telur dari produk putih telur, minum segelas susu atau yogurt, atau tambahkan segenggam kacang.​

Anda juga dapat melakukan hal yang sama dengan makanan berprotein rendah lemak saat makan siang, mengalihkan sebagian besar asupan protein Anda ke jam-jam lebih awal untuk meningkatkan efisiensi pembentukan otot.

Ketiga, cobalah memasukkan suplemen protein ke dalam makanan Anda. Untuk memenuhi target protein harian Anda tanpa menambah kalori ekstra, konsumsilah protein shake sebagai suplemen makanan.

“F1 dan F3 kami dapat menyediakan protein berkualitas tinggi bagi masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan protein hariannya,” kata David.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *