Kecelakaan Maut Bus Menewaskan 11 Orang, Psikolog Bagikan Tips Dukungan Psikologis Awal pada Korban

Laporan dari surat kabar Tribunnews.com, Aisyeh Nursiamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan pada Minggu (12/5/2024) di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Disebutkan 11 orang tewas dalam kejadian naas tersebut.

Kecelakaan maut ini tentunya menjadi peristiwa traumatis bagi para penyintas sehingga tidak heran jika timbul perasaan kaget, kaget, sedih, takut, dan marah.

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si, psikolog klinis anak dan keluarga di Universitas Indonesia, mengatakan emosi bersifat supranatural.

Anna berbagi tips kepada orang tua atau keluarga untuk memberikan dukungan psikologis dasar kepada anak penyintas kecelakaan maut tersebut.

Pertama, usahakan agar anak yang aman merasa nyaman dan aman.

“Misalnya kita beri dia ruang kalau dia mau diam, dia tidak mau bicara. Tapi itu menunjukkan kita terbuka untuk bicara kalau dia mau,” ujarnya dalam panggilan yang dilakukan TribeNews, Selasa ( 14/14). . 5/2024).

Kedua, jadilah pendengar yang baik ketika anak Anda perlu berbicara dan merespons dengan tepat, misalnya dengan mengangguk atau mengangguk.

Berikan komentar yang sesuai seperti “ya”, “oh”, “ya ​​Tuhan”. Anna menambahkan: Cobalah berempati dengan orang ini.

Ketiga, kalau korbannya mau dan mampu, bisa dipeluk.

Selain itu, Anda juga bisa mengajak mereka untuk berdoa bersama.

Dia menambahkan: Kami dapat mengatakan bahwa kami senang dia masih hidup dan kami sangat sedih karena teman-temannya meninggal.

Dalam hal ini yang terpenting adalah jangan memberikan pernyataan yang menghakimi atau menyuruh diri sendiri untuk bersyukur.

Tentu saja para penyintas masih mengalami trauma dan depresi karena mengalami peristiwa traumatis.

Tentu saja jika dia mulai ngobrol, itu akan membantunya melewati ‘pengalaman shock’ sehingga dia tidak mengalami ‘shock’ tersebut, tambah Anna.

Namun bila dalam waktu dua minggu korban belum juga membaik, segera konsultasikan ke dokter spesialis atau psikolog.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *