TRIBUNNEWS.COM – Iran mengutuk serangan udara “biadab” Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza pada Sabtu (10/8/2024).
Sekolah tersebut menampung pengungsi Palestina.
Iran menyebut serangan Israel sebagai “kejahatan perang.”
“Serangan ini sekali lagi menunjukkan kurangnya rasa hormat Israel terhadap aturan dan regulasi hukum internasional, serta prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan,” Arab News mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser al-Qanani dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
“Ini adalah contoh nyata Israel melakukan genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan secara bersamaan,” ujarnya.
Kanani juga menyerukan umat Islam dan negara-negara pencari kebebasan di seluruh dunia untuk mengambil tindakan tegas dalam mendukung Palestina dan perjuangan sah serta perlawanannya terhadap pendudukan. Serangan Israel menewaskan lebih dari 100 orang
Serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah di Gaza yang diubah menjadi tempat penampungan pada Sabtu dini hari.
Tiga bom Israel menghantam Sekolah Tabin di distrik Daraj.
Serangan Israel terhadap sekolah menewaskan lebih dari 100 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Pertahanan Sipil Gaza mengatakan serangan hari Sabtu itu adalah “pembantaian yang mengerikan.”
Menurut laporan, perempuan, anak-anak dan orang tua termasuk di antara korban tewas, dan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat.
Serangan itu terjadi saat salat subuh sedang dilaksanakan dan memicu kebakaran yang menghancurkan bangunan tersebut.
Militer Israel menggunakan tiga bom, masing-masing berbobot 2.000 pon (907 kilogram), dalam serangan itu, Ismail al-Thawbata, kepala biro komunikasi pemerintah Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera.
Menurutnya, Israel mengetahui keberadaan pengungsi di sekolah-sekolah.
Seorang saksi mata mengatakan salat sedang diadakan di masjid di dalam gedung ketika serangan itu terjadi.
Ini adalah peristiwa terbaru yang menurut kantor hak asasi manusia PBB sebagai “serangan sistemik terhadap sekolah” yang dilakukan Israel, dengan setidaknya 21 serangan sejak 4 Juli yang telah menewaskan ratusan orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Tentara Israel mengaku menyerang Sekolah Tabin di Gaza tengah.
Sementara itu, pejabat senior Hamas Azat Rishek membantah ada orang bersenjata di sekolah tersebut.
Dinding di lantai dasar gedung besar itu hancur, lapor Associated Press.
Bongkahan beton dan logam bengkok berserakan di lantai yang berlumuran darah.
Mayat-mayat, beberapa di antaranya dibungkus dengan kain kafan yang berlumuran darah, dijejalkan ke dalam kuburan darurat untuk memberi ruang bagi lebih banyak orang.
Fadel Naim, direktur rumah sakit Ahli di Kota Gaza, mengatakan timnya telah menerima 70 jenazah dan 10 orang lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 47 orang lainnya terluka.
“Kami menderita kerusakan terburuk akibat perang,” katanya.
Menurutnya, banyak korban luka yang anggota tubuhnya harus diamputasi dan ada pula yang mengalami luka bakar parah.
Sebaliknya, Iran tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Teheran memuji Hamas atas serangan 7 Oktober terhadap Israel tetapi membantah terlibat.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024, saat berkunjung ke Teheran, yang ia tuduhkan pada Israel dan bersumpah akan membalas dendam. Israel menembakkan roket ke gedung sekolah, menewaskan ratusan orang yang sedang berdoa. (Screenshot X) Update Perang Israel-Hamas
Militer Israel memperingatkan warga Palestina yang tinggal di beberapa wilayah Gaza selatan untuk mengungsi di tengah meningkatnya aktivitas di kota Khan Younis, Al Jazeera melaporkan.
Perintah evakuasi dikeluarkan kurang dari 24 jam setelah pemboman terbaru Israel di Kota Gaza, yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina yang mengungsi di sebuah sekolah.
Yordania mengatakan negara itu tidak akan menjadi medan pertempuran bagi kedua belah pihak dan tidak akan membiarkan pelanggaran wilayah udaranya, karena dunia masih fokus pada pembalasan yang dipimpin Iran terhadap Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Partai Allah di Teheran, Fouad Shukar. Beirut.
Tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk wilayah selatan Khan Younis dan memperingatkan penduduk yang tinggal di wilayah selatan pusat kota, termasuk Sheikh Nasser, Barbach dan Mein, untuk mengungsi.
Berita ini muncul ketika para pemimpin dunia mengutuk serangan Israel baru-baru ini terhadap sekolah-sekolah di Kota Gaza, yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Israel mengklaim telah membunuh 19 pejuang Hamas dan Jihad Islam Palestina, namun tidak memberikan bukti.
Aljazair meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat pada hari Selasa untuk membahas serangan tersebut, sementara duta besar Palestina mengatakan pembantaian tersebut menunjukkan “Israel tidak menginginkan gencatan senjata”.
Hizbullah meluncurkan serangkaian drone berisi bahan peledak ke Israel utara, menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban jiwa, sementara militer Israel mengebom seluruh wilayah selatan Lebanon.
Juru bicara Hamas Jihad Taha mengatakan kepemimpinan kelompok itu sedang “mempelajari” undangan perundingan gencatan senjata dari Amerika Serikat, Qatar dan Mesir dan bahwa posisinya akan diumumkan “nanti”.
Perang Israel di Gaza mengakibatkan sedikitnya 39.790 kematian dan 92.002 luka-luka.
Diperkirakan serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.139 orang di Israel dan menangkap lebih dari 200 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel