TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Politisi Indonesia menilai mayoritas masyarakat puas dengan pelaksanaan proses mudik dan mudik Idul Fitri 2024.
Sejumlah kebijakan pemerintah (dalam hal ini Departemen Perhubungan) pun mendapat pujian.
Ada persoalan pembatasan pergerakan truk, terutama dalam perjalanan pulang.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indicator, 77,4% masyarakat setuju bahwa truk harus dibatasi dalam perjalanan pulang.
“Mayoritas setuju dengan pembatasan truk besar saat mudik,” kata peneliti indikator Bavono dalam komentarnya kemarin.
Pada masa mudik dan mudik Idul Adha pada April tahun lalu, Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan pihak kepolisian membatasi operasional angkutan barang di jalan tol dan non tol.
Pembatasan truk ini dilakukan untuk mencegah kemacetan lalu lintas. Kebijakan ini juga berhasil mengurangi kepadatan. Kebijakan lain untuk mengurangi dan mencegah kemacetan antara lain kebijakan satu arah, arus balik, dan rekayasa lalu lintas lainnya.
Kebijakan ini pun mendapat pujian masyarakat.
Sehingga seluruh masyarakat bisa puas dengan pelaksanaan tugas tahun ini.
Berdasarkan data survei ‘Indikator’, 90,4% responden merasa puas dengan pelaksanaan Idul Fitri tahun ini.
“Kami menemukan 73,9% responden merasa sangat puas dan puas, kami membaginya menjadi dua kategori (mereka yang mudik dan yang tidak mudik, namun jika kami mengecualikan mereka yang mudik secara khusus, kepuasannya mencapai 90,4%). Lebih tinggi,” kata penyidik utama Hendro Prasetyo, Rabu (15 Mei 2024).
Hendro merinci, sebanyak 90,4% responden menyatakan puas, 32,8% menyatakan sangat puas, dan 57,6% menyatakan sangat puas. Selain itu, sebanyak 5,6% menjawab tidak puas, 1,7% menjawab tidak puas sama sekali, dan 2,3% menjawab tidak puas. Sedangkan responden puas sebanyak 73,9%, sangat puas 22%, sangat puas 51,9%, tidak puas 8%, tidak puas 3,1%, dan tidak menjawab 15%. .
Artinya, orang yang mudik lebih puas dibandingkan orang yang tidak mudik, atau lebih puas dengan kinerja mudik. Itu yang dirasakan secara langsung, rasa hangat bersama keluarga, suasana bahagia, ” dia berkata.
Survei indikator politik di Indonesia dilakukan dengan metode random dialing (RDD) pada tanggal 24-26 April 2024 dengan sasaran 1.217 responden.
Populasi yang disurvei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, yaitu sekitar 83% dari total penduduk Indonesia.
Kesalahan pengambilan sampel pada survei ini adalah ±2,9 poin persentase pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi pengambilan sampel acak sederhana.
Konon metodenya dilakukan melalui wawancara telepon oleh pewawancara yang berpengalaman.