Kebiasaan Ini Dapat Buat Otak Bertambah Muda di Usia 70 Tahun, Di Antaranya Kelola Kadar Glukosa

Reporter Tribunnews.com Aisja Nursyamsi melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seiring berjalannya waktu, usia akan terus bertambah dan penuaan tidak bisa dihindari. 

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa banyak pilihan gaya hidup mempengaruhi tingkat penuaan otak manusia.

Namun, ada kebiasaan yang bisa membuat otak terlihat lebih muda di usia tua. 

Dalam laporan Science Alert, peneliti dari Karolinska Institute dan University of Gothenburg di Swedia mempelajari berbagai sinyal biologis untuk menilai usia otak pada usia 70 tahun tanpa penurunan kognitif.

Berdasarkan analisis terhadap 739 orang, menjaga kesehatan pembuluh darah dapat membuat otak tetap awet muda. 

Kebiasaan seperti olahraga teratur, pola makan sehat, berhenti merokok dan pengendalian glukosa dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah.

“Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembuluh darah mungkin juga berhubungan dengan penuaan otak, yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan pembuluh darah untuk melindungi otak,” kata Anna Marseglia, ahli neurobiologi di Karolinska Institute. . Rabu (1/1/2025). 

Otak yang tampak lebih besar berhubungan dengan aktivitas fisik, diabetes, dan stroke.

Serta tingkat peradangan dan glukosa darah yang lebih tinggi.

Tim tersebut menggunakan model kecerdasan buatan pembelajaran mendalam untuk memperkirakan usia otak dari pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) dengan melakukan pra-pelatihan pemindaian terhadap lebih dari 18.000 orang tanpa gangguan kognitif.

Informasi dari sampel darah kemudian dikorelasikan dengan perkiraan usia otak, serta data yang dikumpulkan para peneliti mengenai berbagai faktor gaya hidup, kondisi medis, dan tes kognitif.

“Algoritme ini akurat dan kuat, namun mudah digunakan,” kata ahli geriatri klinis Eric Westman dari Karolinska Institute.

“Ini merupakan alat penelitian yang masih memerlukan evaluasi lebih lanjut, namun tujuan kami adalah menggunakannya untuk penggunaan klinis di masa depan, misalnya dalam penyelidikan penyakit demensia,” lanjutnya. 

Hubungan dengan demensia sangatlah penting. 

Otak yang menua mempunyai risiko lebih besar terkena kondisi demensia seperti penyakit Alzheimer, dan temuan ini menyarankan cara untuk melindungi terhadap penurunan kognitif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *