Laporan jurnalis Tribunnews.com Fauzi Alamsya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Band pop punk Close To Breathe (CTB) berkesempatan menjadi pembuka konser Dewa 19 di Ancol pada 22 Juni 2024.
Pelantun Close To Breathe itu menceritakan momen diundang menjadi pembuka acara Guntur yang menurutnya di luar dugaan.
Tiba-tiba pengelola CTB meminta kami bermain sebagai pembuka Dewa 19 di Ancol. Saya sungguh tidak menyangka kami bisa bermain bersama di panggung Dewa 19, kata Guntur kepada awak media, Rabu (26/). . 6/2024).
Penampilannya pun membanggakan. Karena Dewa 19 merupakan band populer di Indonesia.
“(Dewa 19) Band legendaris, siapa yang tak kenal? Saya yakin banyak band yang mau main di sana. Terima kasih CTB atas kesempatannya,” lanjutnya.
Kesempatan langka tersebut kemudian berubah menjadi perasaan haru dan bahagia bagi Guntur dan lainnya.
“Perasaan campur aduk sekali. Senang sekali. Masih tidak percaya karena saya tidak menyangka bisa tampil di ajang tersebut,” ucapnya.
Close to Breath membawakan 8 lagu dalam konsernya termasuk berbagai hits seperti ‘Memangan’, ‘Remukan Harapan’ dan ‘Thakkan Return’.
Setelah menjadi pembuka Dewa 19, Close To Breathe juga akan tampil di acara Jakarta pada 29 Juni mendatang.
“Kami akan hadir di platform NDX di Jakarta Fair. Insya Allah setelah tur ini, tapi detailnya nanti akan kami update di media sosial kami,” kata Guntur.
Pernapasan dekat mewakili penyandang disabilitas di tempat kerja. Selain sukses tampil di berbagai platform besar, mereka juga mewakili para penyandang disabilitas.
Karena drummer mereka Ranga mempunyai kelemahan pada tangannya. Hal ini terjadi akibat kecelakaan mobil yang memaksa Ranga harus berjuang hidup dan mati.
Tangan Ranga cacat permanen, jadi kalau mau main drum, tangannya harus diisolasi dari palu, kata Guntur.
“Iya, saya juga sempat stres dan depresi, tapi seiring berjalannya waktu, saya mulai kembali termotivasi bermusik dengan semangat. Saya yakin pasti ada kelebihan buat saya di balik kekurangannya,” lanjut Ranga.
Meski demikian, Ranga tetap berusaha berkarier lewat musik. Ia berharap banyak penyandang disabilitas yang tidak putus asa dan terus mengejar cita-citanya.
“Jangan pernah menyerah pada situasi. Kalau kita tetap termotivasi, maka situasi tidak akan mengalahkan kita dan kita tidak akan menjadi pecundang. Karena motivasi adalah obat yang akan menutupi segala kekurangan kita,” kata Ranga.
“Jangan takut menjadi pecundang di dunia, kebahagiaan dan kesuksesan bisa kita kendalikan,” ujarnya.