Tribun News, Jakarta – Kedutaan Besar Republik Indonesia di Islamabad (KBRI) menggalakkan inisiatif sejumlah pengusaha Pakistan di Indonesia untuk membentuk forum peningkatan hubungan bisnis antara pengusaha Pakistan dan Indonesia. Pertukaran Kreatif Internasional (ICE).
Presiden ICE Day Attaul Karim berjanji bahwa ICE Forum akan melakukan segala upaya untuk membangun jembatan antara masyarakat kedua negara dan menghubungkan komunitas bisnis kedua negara.
Ia yakin inisiatif ini akan berhasil berkat kerja sama para anggota dan dukungan KBRI.
“Visi kami adalah mencari peluang dan peluang kerja sama antar negara, dalam hal ini Indonesia dan Pakistan, dan kami di ICE akan memaksimalkannya,” ujarnya.
Menurut Atta, pada tahun 2024, ICE akan menyelenggarakan 4 agenda penting perdagangan.
Yang pertama adalah ICE di Pakistan hari ini, dilanjutkan dengan acara peluncuran di Indonesia. Ketiga adalah mengadakan pameran antara Indonesia dan Pakistan, kemudian agenda keempat adalah kegiatan promosi permainan kriket di Indonesia.
Sahar Kamran, anggota Majelis Nasional Pakistan, mengapresiasi upaya pengusaha kedua belah pihak dalam memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara dan mendoakan kesuksesan di masa depan.
Presiden Insinyur Kamar Dagang Islamabad Azharul Islam dan timnya akan mengunjungi Indonesia pada Oktober 2024 untuk menghadiri dua konferensi besar tentang perdagangan dan industri halal Indonesia.
Ia dan anggota timnya juga berpartisipasi dalam acara ini.
Senior Vice President ICCI Fawad Wahid juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Kedua individu tersebut berbagi pandangan positif mereka tentang ICE.
Rahmat Hindiarta Kusuma, Kepala Departemen Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Islamabad, mendukung upaya pengembangan kerja sama antara pengusaha Indonesia dan Pakistan.
Ia mengatakan, hubungan politik bilateral antara Indonesia dan Pakistan berkembang melalui perdagangan dan bantuan ekonomi yang berarti. “Ide ini sangat bagus, namun implementasi ide ini adalah kunci keberhasilannya,” ujarnya.
Ia menyarankan agar dunia usaha mengikuti setiap pertemuan dan diskusi sebagai kelanjutan pelaksanaannya.
Rahmat mengunjungi Lahore dan Faisalabad, Pakistan, banyak mengadakan pertemuan dengan pengusaha kedua kota tersebut, serta berbagi sejumlah gagasan untuk pengembangan kerja sama di bidang perdagangan, pariwisata, pertanian, teknologi informasi dan bidang lainnya.
“KBRI menyambut baik gagasan tersebut dan mengajak mereka untuk menggarap gagasan tersebut, dan KBRI siap memberikan dukungan komprehensif untuk implementasinya,” kata Rahmat.
Rahmat juga menyoroti minimnya pengetahuan generasi muda tentang sejarah hubungan Indonesia-Pakistan.
Ia mengatakan, “Mereka hanya membaca beberapa baris bahwa Muhammad Ali Jinnah dan Presiden Sukarno adalah pionir hubungan bilateral Indonesia dan Pakistan. Tugas kita adalah mendidik generasi muda tentang sejarah hubungan kita yang sudah terjalin sejak lama. .
Rahmat juga menjelaskan bahwa KBRI Islamabad sedang mengerjakan program ekonomi dan diplomasi publik.
“Tingkat bisnis kami saat ini kurang memuaskan. Tidak sesuai dengan potensi yang sebenarnya. Kami berharap bisa naik dua atau tiga kali lipat jika ICE diluncurkan,” kata Rahmat.
Ia menambahkan, “Pemimpin Indonesia adalah anggota G-20 yang sukses menyelenggarakan KTT di Bali. Indonesia adalah pemain penting di kawasan ASEAN. Pengusaha Pakistan dapat menggunakan Indonesia sebagai pintu gerbang ke ASEAN dan menemukan jalan mereka ke kawasan tersebut.”
150 tamu termasuk sejumlah selebriti Pakistan menghadiri upacara pembukaan ICE. Masud Malik bekerja sebagai pimpinan ICE, sebuah perusahaan yang mengatur perdagangan karpet di Indonesia.