Laporan reporter Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, disebut mampu menampung 250 ribu pekerja.
Menteri Investasi/Direktur Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini terdapat 18 perusahaan di wilayah tersebut.
Bahlil saat meresmikan KITB, Jumat (26/07/2024), mengatakan, “Kami ingin segera menyelesaikan kesempatan mencari pekerjaan, kami perkirakan akan terisi setidaknya dalam 10 tahun. Itu sekitar 250 ribu pekerja”.
Menurut Bahlil, perizinan perusahaan yang didirikan di KITB dilakukan melalui sistem pengajuan unik online yang dikirim oleh Kementerian Investasi.
“Sekarang dari segi perizinan semua melalui OSS. Dan kerja sama dengan KITB Batangas,” ujarnya.
Jumat (26/07/2024) lalu, Presiden Joko Widodo resmi meresmikan Pabrik Industri Batang (KITB) di Batang, Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Menteri Bahlil menyampaikan mengenai pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Batang, Provinsi Jawa Tengah.
Menurutnya, butuh waktu lama untuk mencari lokasi yang cocok untuk patungan tersebut, sebelum resmi diluncurkan hari ini oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Bahlil mengatakan, Kota Brebes, Jawa Tengah, merupakan kawasan yang akan dijadikan kawasan industri bersama. Namun setelah ditelusuri, kondisi lahan di Brebes berada di bawah jalan raya karena dulunya merupakan kawasan tambak udang.
Soal peluncuran Kawasan Industri Batang ini masih jauh, yang jelas pada November 2019, saya masih ingat saat itu presiden memerintahkan kita untuk mencari kawasan industri, kata Bahlil.
“Kemudian Pak Presiden perintahkan kami cari jalan lain. Alhamdulillah, saat itulah kami datang ke Batang, Pak,” tegasnya.
Bahlil mengatakan, sebenarnya pemilihan kawasan Batang tidak lepas dari peran Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Tengah yang menyetujui pemerintah, padahal kawasan tersebut merupakan kawasan perkebunan tebu dan karet.
Bahlil berkata, “Tapi karena visi bapak, kami harus segera mencari cara lain agar pabrik dari China bisa masuk ke Indonesia. Karena saat itu belum ada yang masuk ke Indonesia.”
Alhamdulillah Pak Presiden, sekarang kami memutuskan untuk melakukannya di sini dengan kekuatan berbeda, lanjutnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengaku pembangunan Kompleks Industri Batang merupakan satu-satunya proyek yang tidak memiliki master plan, hanya keberanian. Bahlil menegaskan, lahan seluas 450 hektare ini dibangun kembali atas kebijakan pemerintah.
“Jujur untuk master plan 450 hektare pertama pak, kami menggunakan diskresi. Jadi, tidak semua yang direncanakan dengan baik oleh konsultan asing membuahkan hasil yang baik pak. Itu tandanya ada yang menggunakan diskresi. Alhamdulillah, hasilnya mirip dengan yang kita lihat hari ini.”