TRIBUNNEWS.COM – Jelang final Liga Europa melawan Atalanta, Xabi Alonso ditanyai tentang pengalamannya berlatih di bawah tiga nama terbesar di sepakbola: Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, dan Pep Guardiola.
Xabi Alonso kini mengincar rekor bergengsi yang akan mengantarkan Bayer Leverkusen meraih treble musim ini.
Usai merayakan gelar juara Bundesliga akhir pekan lalu, Xabi dan Leverkusen tak punya banyak waktu istirahat.
Final Liga Europa sudah dekat. Leverkusen “Atalanta” akan bermain di Stadion Aviva di Dublin, ibu kota Irlandia.
Ini akan menjadi piala kedua jika Leverkusen berhasil mendapatkannya. Setelah itu, ada satu lagi yang masih bisa dikejar Xabi yakni DFB Pokal.
Khabi dianggap sebagai pelatih sukses di masa depan. Itu tidak bisa dipisahkan dari masa lalunya.
Ia pernah dilatih oleh berbagai pelatih ternama seperti Jose Mourinho semasa di Real Madrid serta Carlo Ancelotti. Leverkusen menerima trofi Bundesliga Champions Shield saat melawan Augsburg, Sabtu (19/5/2024) lalu. Xabi Alonso turun ke tribun di BayArena dan merayakan gelar tersebut bersama para penggemar. (Twitter Bayer Leverkusen)
Kemudian Pep Guardiola di Bayern Munich dan sebelumnya bersama Rafael Benitez di Liverpool.
Sedangkan ayah Miguel Alonso yang akrab disapa Perico juga seorang pelatih.
Khabi tak memungkiri dirinya telah belajar banyak dari nama-nama besar dunia sepak bola.
Xabi mampu memadukannya hingga meraih kesuksesan di awal karir kepelatihannya.
“Semua pengalaman yang saya miliki sebagai pemain dengan para pelatih ini dan yang lainnya membuat saya belajar,” kata Xabi tentang dilatih oleh Mourinho, Ancelotti dan Guardiola.
Namun, menurutnya, kualitas pemain sang pelatih juga tidak kalah pentingnya. Ia pun mengaku tak segan-segan belajar dari para pemainnya.
“Pemain sepak bola juga mengajari saya banyak hal. Saya ingin terus berkembang, dan kesalahan membuat Anda berkembang.”
Latihan itulah yang membuat Anda belajar lebih banyak. Dengan pemain bagus, segalanya menjadi lebih mudah,” ujarnya seperti dilansir Marca.
Untuk saat ini, ia yakin apa yang dilakukannya sudah benar dan Xabi bertekad menyelesaikan musim ini dengan dua kemenangan final.
“Karier kepelatihan saya masih sangat muda. Satu setengah tahun ini merupakan waktu yang intens. Kami membuat keputusan perencanaan yang sangat baik.”
“Kepercayaan diri, energi, dan pola pikirnya luar biasa. Saya menikmatinya dan ini adalah minggu terakhir untuk melakukan semua yang saya bisa untuk menjadikannya yang terbaik,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Tio)