Laporan disiapkan reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala BKKBN Dr. Hasto mengungkapkan keprihatinannya atas resistensi keluarga Indonesia yang mengancam akan meningkatkan angka kasus perceraian.
Diketahui, sejak tahun 2020 angka perceraian di Tanah Air mencapai 500 ribu kasus per tahun.
“Kalau rumah rusak, sepertinya ketahanan keluarga melemah. Salah satu indikator indeks keluarga adalah kedamaian. Kalau angka perceraian tinggi, maka kedamaiannya rendah,” ujarnya saat ditemui di kantor BKKBN. di Jakarta. . Selasa (2/4/2024).
Dr. Hasto mengatakan tingginya angka perceraian menjadi kendala luar biasa dalam menjamin kualitas KB, sakinah, mawaddah, warahmah.
“Dalam beberapa tahun terakhir, 2020 ke atas, angka perceraian selalu melebihi 500 ribu. Ini tantangan yang luar biasa,” kata dokter kandungan itu.
Sebagai indikator ketahanan keluarga, selain kedamaian juga terdapat kemandirian dan kebahagiaan.
“Kalau banyak perceraian, putusnya perkawinan, anak tidak terurus, pendidikan kurang baik, anak tidak bahagia, bisa dihentikan, karena anak tidak bahagia, tidak baik”. kata Dr. Harus.