Kasus Penguntitan Jampidsus, Mahfud MD Bicara Soal Perebutan Owner Mafia Timah dan Rezim Politik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar hukum tata negara Mahfud MD mengatakan kasus penguntitan Jaksa Agung (Kejagung) Zampisus yang dilakukan Densus 88 sudah terungkap.

Menurut dia, pejabat terkait langsung menjelaskan kejadian tersebut kepada publik.

Mahfud menjawab: “Seharusnya pemerintah menjelaskan bahwa mereka mempunyai kewenangan yang berwenang menyelesaikan masalah ini. Kalau tidak dilakukan di tingkat Menteri Koordinator (Polhukam), Presiden bisa langsung melakukannya. Presiden.” Demikian pertanyaan pembawa acara podcast ‘Truth’ seperti dilansir Tribune, Rabu (6 Mei 2024).

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan periode 2019-2024 ini menyayangkan tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam penjelasan yang sudah ia sampaikan ke publik.

Jujur saja, Propam Polri saya katakan tidak ada masalah sama sekali.

Mahfud menilai, mengikuti Jampidsus Kejagung merupakan tindakan yang sangat aneh.

Lebih lanjut, pendiri Densus Irjen Polisi (purn) Ansyaad Mbai mengungkapkan, Densus menangani terorisme dan bukan korupsi.

Terkait pernyataan Ansyaad, Mahfud menegaskan, anggota Densus 88 tidak bisa menjalankan misi selain terorisme tanpa intelijen yang jelas.

Artinya kehadiran Anda di lapangan harus jelas mengenai permasalahan dan tantangan Anda.

“Kalau misi seperti ini, apa masalahnya, surat misinya dari siapa, eh, ada atau tidak, kalau tidak, mudah saja. Kan sudah ditangkap. Baru dimintai keterangan ya? Kenapa?” kamu di sini untuk melakukan itu.” Joe,” kata Machfud.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008 hingga 2013 ini menegaskan, misi Densus 88 jelas memerangi terorisme.

Artinya, jika dilakukan selain terorisme, maka hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran disiplin, bahkan dalam kategori sangat berat.

“Yah, itu pelanggaran disiplin yang sangat serius,” kata Mahfud.

Mahfud kembali mengatakan kepada Ansyaad Mbai, kejadian susulan itu terkait perjuangan pengganti pemimpin mafia timah.

Menurut Mahfud, situasi ini terjadi dalam rangka perubahan pemerintahan yang akan segera kita lakukan.

“Ini benar-benar perjuangan untuk mengganti pemilik mafia, jadi sejak lama pemilik timah adalah penguasa timah. Kemudian, ketika pemerintahan berganti, mereka akan mendatangkan beberapa orang dan menggantikan master mafia.

Mahfoud mengatakan, hal itu tidak bisa diselesaikan hanya secara internal.

Artinya, sebaiknya Densus 88 yang tertutup itu diusut secara umum untuk mengetahui apa masalahnya dan siapa dalangnya.

Selain itu, antara tahun 2004-2008, anggota DPR RI mengenang adanya konvoi kendaraan di sekitar Kejaksaan Republik karena keadaan.

Padahal, Kejaksaan sendiri merupakan kawasan yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun.

“Kalau memang ingin aman, harus hadir setiap malam dan harus menjelaskan kepada masyarakat, karena memberikan ketenangan kepada masyarakat. Kalau terjadi hal seperti ini, JPU juga ikut terkena dampaknya. Katakan saja, ‘Kalau begitu memeriksa orang-orang yang ditangkap dan kemudian menunjukkannya kepada publik. Saya ditunjuk untuk ini. Benar sekali,” kata Mahfud.

Mahfud MD mengungkapkan semua itu melalui podcast ‘Frankly Frank’ di channel YouTube ‘Mahfud MD Official’ yang tayang setiap minggunya. Dalam podcast Frank Frank, Mahfud memberikan pandangan terkini mengenai berbagai agenda penting nasional.

Dalam hal penegakan hukum dan keadilan, kita memberantas korupsi, melindungi demokrasi, dan melindungi negara serta etika moralnya. Sesuai dengan ciri khasnya, Mafood MD menyampaikan pendapatnya secara jujur ​​dan lugas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *