Laporan reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Cacar Monyet atau Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 14 Agustus 2024.
Hal ini menyusul peningkatan kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan beberapa negara Afrika.
Menanggapi hal tersebut, kata Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) Dr. Yudhi Pramono, MARS menegaskan, Indonesia akan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman penyebaran Mpox.
“Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan langkah-langkah persiapan dan penanggulangan Mpox yang juga telah ditetapkan sebagai PHEIC oleh WHO,” jelas Yudhi dari situs resmi Kementerian Kesehatan, Senin. . (19/8) 2024).
Cacar di Indonesia tergolong Penyakit Endemik, dan upaya pengendaliannya diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. Hk.01.07/Menkes/1977/2022.
Harapan tersebut dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan manusia, transportasi, barang dan lingkungan hidup di pintu masuk negara.
Terutama dari negara-negara yang terinfeksi.
Pemerintah juga akan meningkatkan screening Mpox di titik masuk dan lokasi.
Kemudian mengembangkan komunikasi strategis dan akuntabilitas dengan pemangku kepentingan terkait di negara dan kawasan.
“Ini juga tentang peningkatan pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat,” imbuhnya.
Direktur Pengawasan Kesehatan dan Karantina Dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M menambahkan, peningkatan pemantauan pintu masuk ke dalam negeri, khususnya dari negara terdampak Mpox, dilakukan melalui pemeriksaan suhu.
“Mereka menggunakan mesin thermal. Untuk mewaspadai penyebaran kasus Mpox, juga dilakukan pengawasan visual untuk mengetahui tanda atau gejala penyakit tersebut pada pelaku perjalanan,” imbuhnya.
Berdasarkan “Laporan Teknis Mpox di Indonesia 2023” yang diterbitkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2024, surveilans Mpox dilakukan dengan memperkuat deteksi kasus aktif di fasilitas kesehatan, khususnya pada kelompok rentan.
Hal ini sering ditemukan pada pasien dengan orientasi homoseksual (LSL). Setiap kasus yang terdeteksi ditangani dengan penyelidikan epidemiologi, termasuk penelusuran korbannya. Situasi Indonesia dan Global
Berdasarkan data yang masuk pada Agustus 2024, Indonesia melaporkan sebanyak 88 orang akan terdiagnosis Mpox pada tahun 2023-2024.
“Tahun 2023 sebanyak 73 kasus dan tahun 2024 sebanyak 14 kasus,” kata Plh. Dirjen P2P Yudhi Pramono.
Data Emerging Infectious Disease Situation periode 28 Juli-3 Agustus 2024 menunjukkan bahwa pada tahun 2022 Indonesia melaporkan kasus Mpox pertama kali pada tanggal 20 Agustus 2022, ini merupakan kasus terkonfirmasi.
Pada 13 Oktober 2023, Indonesia melaporkan kasus terkonfirmasi.
Tidak ada kasus terkonfirmasi Mpox di Indonesia pada 28 Juli hingga 3 Agustus 2024.
Kasus Mpox terakhir dilaporkan pada minggu ke-23 tahun 2024. Kasus terkonfirmasi Mpox di Indonesia tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Secara global, mulai 1 Januari 2022 hingga 30 Juni 2024, WHO menerima total 99.176 laporan Mpox yang terkonfirmasi, termasuk 208 kematian, dari 116 negara di Wilayah Regional WHO.
934 kasus baru, termasuk 4 kematian, dilaporkan dari 26 negara pada Juni 2024.
Kasus baru terbanyak pada Juni 2024 dilaporkan berasal dari kawasan Afrika (61 persen), diikuti Amerika (19 persen), dan kawasan Eropa (11 persen).
Menurut laporan tersebut, “Epidemi mpox telah merebak di banyak negara.
Laporan Situasi Eksternal 35″ yang diterbitkan WHO pada 12 Agustus 2024, Wilayah Regional Afrika melaporkan jumlah penderita Mpox yaitu 567 kasus pada Juni 2024 dibandingkan 465 kasus pada Mei 2024.
Di kawasan Afrika, Republik Demokratik Kongo melaporkan jumlah kasus terkonfirmasi Mpox tertinggi (96%).
Semua akibat penyakit Mpox di Afrika Tengah dan Timur adalah virus Clade I Mpox (MPXV) yang saat ini diketahui lebih ganas dibandingkan Clade II MPXV.
Artinya, mereka menjadi sangat sakit dan sering meninggal.
Saat ini pola MPXV di Indonesia yang terdaftar dalam Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) tahun 2023 bertipe Clade IIb.
Clade IIb memiliki gejala yang lebih sedikit dan angka kematian yang lebih sedikit.