TRIBUNNEWS.COM – Polres Jakarta Selatan menutup kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) karena tidak ditemukan pelakunya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro mengatakan, polisi bersama tenaga medis RS Polri serta Laboratorium dan Penerangan Nasional telah menetapkan Brigadir RAT meninggal karena bunuh diri.
Pasalnya, seluruh tim peneliti tidak menemukan DNA lagi, kecuali Brigadir RAT.
Tentu saja kejadian ini kami simpulkan sebagai bunuh diri resmi, sehingga kasus ini kami anggap selesai, kata Bintoro, Selasa (30/4/2024) seperti dikutip TribunJakarta.com.
Dalam pemeriksaan sebelumnya, polisi menemukan barang bukti pistol jenis HS 9 mm.
Itu adalah senjata yang digunakan Brigadir Ridhal untuk menghilangkan nyawanya.
Polisi telah memperoleh rekaman CCTV dugaan bunuh diri tersebut.
“Dari keterangan saksi dan bukti digital forensik yang kami peroleh, kami dapat menyimpulkan dugaan sementara korban melakukan bunuh diri,” kata Bintoro.
Bintoro juga memastikan penelitian dilakukan secara profesional dan sistematis.
Insya Allah sesuai anjuran Irjen Pol, kami akan lakukan dengan baik dan sesuai prosedur.
“Semoga kami bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” jelas Bintoro.
Seperti diketahui, Brigadir RAT ditemukan tewas bersimbah darah.
Diduga dia bunuh diri dengan menembakkan pistol ke pelipisnya hingga menyebabkannya masuk dari kanan ke kiri.
Bunuh diri dilakukan di kursi pengemudi mobil Alphard yang diparkir di halaman rumah warga bernama Indra Pratama di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024). kata Puslabfor
Hasilnya, Laboratorium dan Pusat Teknologi Informasi Polri memastikan tidak ada DNA orang lain di dalam mobil Toyota Alphard yang dikendarai Brigadir RAT.
Hal itu diketahui setelah Tim Puslabfor melakukan analisis menyeluruh terhadap kendaraan Alphard, mulai dari DNA, balistik, dan residu tembakan (GSR).
TKP dilakukan pada Sabtu (27/4/2024) sekitar pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
DNA diambil dari bagian dalam pintu pengemudi, saklar jendela pengemudi, langkah mobil, dan darah orang yang ada di kursi pengemudi.
Kompol Irfan mengatakan, “Kami juga menghilangkan jelaga atau GSR pada jok mobil, jendela, dan juga ada bekas senjata pada pengemudi di atap mobil dekat pengemudi yang artinya jok pengemudi.”
Dengan demikian, seluruh sampel yang diserahkan dinyatakan cocok dengan DNA Brigadir RAT.
“Jadi kami tidak menemukan senjata atau peluru apa pun yang dijadikan barang bukti, kami juga tidak menemukan profil DNA orang lain di dalam mobil dekat pengemudi.”
Profil orang tersebut kami ambil dari darah orang yang duduk di kursi itu, kata Irfan. Niat untuk bunuh diri
Meski penyelidikan atas kejadian tersebut sudah ditutup, namun polisi belum mengungkap alasan Brigadir RAT mengakhiri nyawanya.
Polisi kini menduga penyebab kejadian tersebut adalah masalah pribadi.
Hal itu diungkapkan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal, Sabtu (27/4/2024) dilansir TribunJakarta.com.
“Saya kira (motif Brigadir Ridhal bunuh diri) adalah urusan pribadi,” kata Kompol Ade.
Polisi masih melakukan penyelidikan menyeluruh dengan mendapatkan keterangan dari istri dan keluarga korban.
Kombes Ade mengatakan, “Dia dan istrinya, keluarga dan kerabatnya masih akan kami periksa.”
Sebagian beritanya dimuat di TribunJakarta.com dengan nama Kompolnas yang menyebut langkah Polres Jakarta Selatan menutup kasus kematian Brigadir RAT sudah tepat dan mengungkap motif bunuh diri Brigadir Ridhal Ali Tomi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani) (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)