Kasus Junior SMAN 70 Jakarta Selatan Dianiaya Senior Cerita Lama yang Kerap Berulang  

Laporan reporter Tribunnews.com Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Polisi menyelidiki seorang siswa SMA Negeri 70 Jakarta Selatan berinisial ABF yang dianiaya oleh orang yang lebih tua dengan cara memukulinya.

Pelecehan anak yang dilakukan orang tua di sekolah favorit di Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan bukanlah cerita baru.

Budaya pelecehan dan kekerasan di SMAN 70 Jakarta Selatan sudah dikenal sejak lama, namun kembali terjadi.

Penganiayaan serupa juga terjadi di SMAN 70 Jakarta Selatan dua tahun lalu.

Pada tahun 2022, seorang penjahat berinisial M dan kawan-kawan menganiaya teman sekelasnya hingga ditetapkan sebagai tersangka.

Jauh sebelumnya pada tahun 2014, 13 siswa SMAN 70 Jakarta Selatan dikeluarkan dari sekolah karena terlibat dalam tindakan bullying terhadap anaknya.

Siapa sangka mahasiswa yang dikeluarkan adalah mahasiswa berprestasi, salah satunya adalah ketua OSIS.

ABF baru-baru ini menjadi korban lima orang sesepuhnya.

Korban telah melapor polisi atas kejadian tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 4 Desember 2024.

Petugas Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya Kompol Ade Ary Syam Indradi memberikan rangkuman singkat korban penganiayaan.

Pertama, Alias ​​​​C menganiaya korban hingga terjatuh di lantai toilet.

Mereka kemudian menyuruhnya berdiri lagi dan memukulinya lagi.

“Dengan cara memukul orang tersebut ke langit sehingga orang tersebut terjatuh, diminta untuk bangkit kembali dan melaporkan kembali pelaku penyerangannya,” kata Ade Ary, Jumat (13/12/2024).

Saat itulah banyak siswa kelas F alias C ikut menjadi korban.

Mereka bernama A, B alias B, M dan R juga ikut memukul perut dan dada korban. 

Hal ini mengakibatkan orang tersebut terluka.

“Peristiwa tersebut menimbulkan rasa sakit pada korban serta menimbulkan luka dan lebam pada bagian langit, perut, dan paha kiri,” ujarnya.

Umpan balik dari sekolah

Kepala SMAN 70 Jakarta Selatan Sunaryo mengatakan pihaknya sudah membawa korban, pelaku, dan orang tuanya.

Benar. Kami di sekolah sudah melakukan penanganan yang dimulai dari konfirmasi dengan menyebut korban, orang tua korban, pelaku, orang tua pelaku tidak baik, kata Sunaryo saat dihubungi, Kamis (12/12). /2024).

Sekolah akan mengajukan pengaduan dengan menemui orang tua orang tersebut dan penyerang.

“Ada proses yang kami ikuti sejak 4 Desember hingga sekarang.

Sunaryo membuka kesempatan mediasi dan koordinasi dengan pihak jurusan dan tenaga pengajar serta dengan orang tua mahasiswa.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *