Kasus Infeksi Gondongan Meningkat, Ketahui Gejala dan Pencegahannya 

Dilansir Jurnalis Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kasus penyakit gondongan meningkat di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Jakarta. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, setidaknya terdapat 1.234 kasus penyakit gondongan sejak periode Januari hingga Juni 2024.

Jumlah tersebut meningkat 876 kasus dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Gondongan atau Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus golongan paramyxovirus.

Infeksi virus ini menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis (kelenjar ludah dekat telinga) dan pada beberapa kasus dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius. 

Risiko penyakit gondongan lebih tinggi pada anak usia 2-12 tahun. 

Menurut dokter anak dan konsultan infeksi dan penyakit tropis pada anak, Dr. Dr Anggraini Alam, Sp.A(K), penyakit gondongan menular dengan cepat melalui air liur. 

“Virus penyebab penyakit gondongan ini mudah menular melalui air liur dan berbagai benda yang terkontaminasi air liur,” kata Anggraini dalam keterangannya, Sabtu (9/6/2024). 

Menurut Nggraini, penularan penyakit gondongan seringkali terjadi dengan cepat di taman kanak-kanak, sekolah, atau tempat dimana banyak anak berkumpul dalam satu ruangan.

Penularannya juga bisa dilakukan dengan berbagi perangkat dan berinteraksi secara erat satu sama lain. 

“Untuk itu, sebaiknya para orang tua mengenali gejala penyakit gondongan dan segera membawa anaknya ke pusat kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi,” sarannya. 

Selain itu, Anggraini juga menjelaskan gejala penyakit gondongan. 

Ini termasuk pembengkakan dan nyeri di pipi-rahang serta kesulitan membuka mulut.

Gejala lainnya antara lain demam, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala mirip flu lainnya. 

Gejala biasanya muncul 16-18 hari setelah infeksi, namun periode ini dapat bervariasi antara 12 hingga 25 hari setelah infeksi. 

Dalam beberapa kasus, komplikasi penyakit gondongan bahkan mempengaruhi sistem saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pankreatitis), dan bahkan gangguan pendengaran.

Untuk mengenali peningkatan penyakit gondongan akhir-akhir ini, penting bagi orang tua untuk memahami cara mencegah penyakit gondongan pada anaknya, salah satunya melalui vaksinasi campak, gondongan, rubella (MMR). 

Vaksinasi MMR merupakan pencegahan utama terhadap penyakit gondongan pada anak. 

Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) pada tahun 2023, anak sebaiknya mendapat vaksin MMR sebanyak dua kali. 

MMR dosis pertama diberikan saat anak berusia 12-18 bulan dan MMR dosis kedua diberikan saat anak berusia 5-7 tahun. 

Dua dosis vaksin MMR telah terbukti 88% efektif melawan penyakit gondongan. 

“Vaksinasi MMR merupakan kunci untuk mencegah infeksi virus penyebab penyakit gondongan pada anak,” ujarnya.

Pemberian vaksin MMR sejak usia 1 tahun dapat melindungi anak dari penyakit gondongan. 

Selain itu, vaksinasi MMR dapat membantu mencegah penyebaran penyakit gondongan di lingkungan sekitar orang yang divaksinasi. 

Artinya, akan mencegah individu tertular penyakit, sekaligus melindungi masyarakat sekitar dari penularan penyakit menular tersebut. 

Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). 

“Sama seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, hal ini penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus gondongan,” kata Anggraini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *