Dilansir reporter Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) diperkirakan terus meningkat di Indonesia.
Berdasarkan catatan, angka kematian tersebut meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Hingga Mei 2024, terdapat lebih dari 91.000 kasus demam berdarah dan 641 kematian.
Oleh karena itu, selain menerapkan 3M (menguras, menutup dan mengubur), melindungi diri melalui vaksinasi merupakan langkah strategis yang dapat dilakukan masyarakat.
Dr.Ph.D. Monica Cynthia menjelaskan, vaksin merupakan solusi preventif yang terbukti dapat melindungi diri terhadap demam berdarah.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa antibodi dalam vaksin dapat melemahkan virus demam berdarah, sehingga mencegah pasien mengalami komplikasi serius akibat penyakit tersebut.
Menurut data Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM RI), vaksin demam berdarah 80,2% efektif mencegah demam berdarah.
“Selain mencegah infeksi, vaksin demam berdarah mencegah hingga 95,4% rawat inap akibat virus demam berdarah. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin demam berdarah berperan penting dalam mencegah wabah demam berdarah di masyarakat.” Monica, Senin (27/5/2024).
Ia mengatakan, vaksin demam berdarah dapat diberikan kepada orang berusia 6 hingga 45 tahun yang sehat dan tidak memiliki alergi terhadap vaksin tersebut pada saat vaksinasi.
Namun, vaksinasi demam berdarah tidak dianjurkan untuk wanita hamil, pasien dengan kondisi imunokompromais (kanker selama kemoterapi, steroid dosis tinggi, defisiensi imun primer) dan pasien HIV yang tidak menerima terapi antiretroviral.
“Setelah vaksinasi, beberapa efek samping mungkin terjadi, seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, rasa tidak enak badan, demam ringan, dll. Namun, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter jika hal ini terjadi,” tambah dr Monica.
Chief Operating Officer Halodoc Veronica Sari Utami mengatakan sebagai pelaku industri kesehatan yang berkomitmen membantu masyarakat tetap sehat, pihaknya berharap dapat berperan dalam upaya penanganan lonjakan kasus demam berdarah.
“Kami berharap layanan laboratorium dan vaksinasi di rumah ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyakit DBD,” kata Veronica.