Reporter Tribunnews.com Namira Unia Lestanti melaporkan
TRIBUNNEWS.CO, WASHINGTON – Raksasa teknologi AS Google memecat seorang karyawan di divisi solusi cloud setelah dia memprotes penolakan perusahaan untuk membantu mengembangkan teknologi Project Nimbus.
Dalam video viral yang diposting di media sosial, karyawan Google dengan tegas menolak proposal bos Israel Barak Regev untuk mengembangkan Cool Technologies dan proyek Nimbus, yang akan digunakan oleh Israel untuk apartheid dan pembersihan etnis. Palestina
“Saya menolak menciptakan teknologi yang mendukung genosida, apartheid, atau pengawasan,” kata seorang mantan karyawan Google Cloud yang terekam dalam video sambil berteriak.
Dia menambahkan bahwa proyek Nimbus membahayakan anggota komunitas Palestina.
Protes tersebut menyusul pidato CEO Google Israel Barak Regev pada konferensi industri di Silicon Valley pada Jumat (3 Maret 2024).
Sebagai tanggapan, karyawan tersebut dipecat karena mengganggu acara resmi yang disponsori perusahaan.
Seorang juru bicara Google mengatakan kepada CNBC International: “Perilaku ini, apa pun yang terjadi, tidak dapat diterima dan karyawan tersebut dipecat karena melanggar kebijakan kami.”
Sebelum protes menjadi viral, raksasa teknologi AS ini telah berulang kali mengkritik kelompok pro-Palestina. Faktanya, sekitar 600 karyawan Google baru-baru ini bersama-sama menandatangani surat penolakan pembangunan Proyek Nimbus yang akan diberikan oleh Israel.
Selain itu, ratusan orang juga memesan Google untuk menandatangani perjanjian kerja sama teknologi cloud dengan pemerintah Israel senilai $1,22 miliar.
Juru bicara Google berpendapat bahwa hanya pemerintah Israel yang akan menggunakan teknologi cloud untuk mempercepat transformasi digital negaranya. Namun banyak kalangan yang meyakini kehadiran layanan ini bisa membantu pemerintah Israel mengumpulkan data ilegal warga Palestina.
Selain itu, teknologi cloud telah memungkinkan pemerintah Israel untuk mengatasi perpecahan etnis dan ras secara terpisah
“Teknologi ini memungkinkan pengawasan yang lebih besar dan pengumpulan data ilegal terhadap warga Palestina serta memfasilitasi perluasan pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina,” kata salah satu pendukung Palestina.