Dilansir reporter pendidikan Tribunnews.com Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Umumnya penyebab penyakit jantung terbagi dalam kelompok umur, yaitu kelompok muda atau di bawah 40 tahun dan kelompok lainnya adalah kelompok tua atau di atas 40 tahun.
Pada kelompok usia di bawah 40 tahun, penyebab penyakit jantung umumnya adalah kelainan bawaan, saluran listrik atau ion jantung jantung, dan kelainan struktur organ jantung.
Demikian yang dikatakan oleh Dr. Ahli Jantung. Muhammad Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS baru-baru ini hadir pada acara Happiness, Health and Fun: Bertemu dan Berbincang dengan Donor dan Perayaan Nasional yang diselenggarakan oleh Brawijaya Healthcare di Jakarta.
Sistem kelistrikan jantung secara konstan dipicu oleh ion-ion yang mengatur aktivitas kelistrikan jantung dan mengalami perubahan genetik sebagai respons terhadap faktor-faktor tertentu seperti olahraga, berenang, atau kebisingan.
Presiden BraveHeart mengatakan ion-ion ini dapat menyebabkan irama jantung tidak normal, mengancam atau menyebabkan jantung berhenti berdetak.
Sementara itu, kelainan struktur jantung saat lahir bersifat kompleks akibat kelainan genetik yang mengatur otot jantung.
Ahli jantung veteran ini menjelaskan bahwa otot-otot tebal ini memiliki kemampuan untuk menyebabkan arus pendek pada sirkuit jantung dan memungkinkan atlet untuk melakukan fungsi ini lebih sering karena mereka sering berlatih lebih keras dari sebelumnya.
“Otot yang tebal akan semakin tebal terlebih dahulu, sehingga semakin tebal otot jantung, semakin mudah untuk mengambil jalan pintas,” ujarnya.
Dia mengatakan penyebab paling umum kematian mendadak pada orang berusia di atas empat puluh tahun adalah penyakit jantung, yang juga dikenal sebagai penyakit jantung koroner.
Jadi tidak semua serangan jantung adalah serangan jantung dan tidak semua serangan jantung adalah serangan jantung, ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, serangan jantung bisa menyebabkan henti jantung, namun henti jantung belum tentu disebabkan oleh serangan jantung.
Sementara itu, dr Niken Pudji Pangastuti (Sp.OG(K)FER), Subspesialis Ginekolog, Fake Blood Fertility, angkat bicara mengenai kasus dan penyebab infertilitas.
Praktisi di Brawijaya IVF Center mengatakan, secara umum, mungkin ada beberapa faktor risiko pada pasangan, seperti gangguan perkembangan sel telur, penyumbatan saluran tuba, masalah sperma, dan lain-lain.
“Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas, seperti sistem reproduksi alami, inseminasi dan/atau fertilisasi in vitro (IVF), terutama bagi pasangan yang sudah lama menikah dan sudah beranjak dewasa,” ujarnya. dikatakan.
Masalah infertilitas adalah ketika pasangan gagal untuk hamil setelah satu tahun melakukan hubungan seksual normal tanpa alat kontrasepsi.
Sementara itu, dokter spesialis ortopedi yaitu Dr. Paramitha Dyah Lasmana yang membahas masalah nyeri mengatakan, nyeri lutut bisa terjadi pada orang muda maupun tua.
Perbedaan keduanya hanya pada penyebab nyeri lutut. Pada orang lanjut usia, penyebab paling umum adalah cedera perut, ujarnya.
Pada saat yang sama, sebagian besar nyeri lutut pada lansia disebabkan oleh lesi degeneratif pada sendi lutut, sehingga nyeri lutut bukanlah masalah sepele.
“Setelah kita mengetahui penyebab nyeri lutut, kita dapat mengobatinya sejak dini sehingga mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya.
Pada prinsipnya nyeri lutut dapat diobati tanpa operasi atau dengan pembedahan, tergantung gejala dan respon pengobatan sebelumnya.