Kardinal Suharyo: Solidaritas Adalah Kekuatan yang Menyatukan Tanpa Memandang Perbedaan Agama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Uskup Agung Jakarta Prof. Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengunjungi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta di Jakarta Timur pada Rabu (06/05/2024).

Dalam pidatonya, Uskup Agung Jakarta menekankan pentingnya solidaritas dan subsidiaritas dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

“Persatuan adalah kekuatan yang dihasilkan dari persatuan dan gotong royong, apapun perbedaan agama, suku, dan ras, sedangkan subsider artinya kita saling mendukung dan menguatkan, dimulai dari keluarga, komunitas, dan masyarakat luas,” kata Kardinal Suharyo. .

Kardinal Suharyo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan solidaritas dan subsidiaritas tersebut.

Kardinal Suharyo juga menekankan pentingnya toleransi dan saling menghormati antar umat beragama.

“Kita harus saling menghormati keyakinan masing-masing dan hidup berdampingan secara damai, karena perbedaan agama, ras, dan suku bukan hal yang perlu dipermasalahkan, melainkan harus menjadi kekayaan yang memperkaya hidup kita,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers, Rabu. . , 5 Juni 2024

Kardinal Suharyo juga menyatakan bahwa Indonesia 100% Katolik. Menurutnya, seluruh umat Katolik, apapun status dan fungsinya dalam hidup, memiliki panggilan yang sama yaitu bertumbuh menuju kesempurnaan cinta kasih.

“Dalam semua agama kesempurnaan cinta itu sama, karena manusia itu terbatas, dan cinta Tuhan yang menciptakan kita tidak terbatas,” jelasnya.

Menurutnya, makna 100 Indonesia dimulai dari sejarah bangsa Indonesia dengan kebangkitan nasional, sumpah pemuda, proklamasi dan Pancasila.

“18 Agustus adalah dasar konstitusi kita. “Itulah keajaiban lahirnya Indonesia,” jelasnya.

Berdasarkan hasil referensi bacaan buku dan kajian internasional, Kardinal bangga menjadi warga negara Indonesia. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang dermawan.

“Dalam cerita ini, kita harus mencintai negara dan tanah air kita,” ujarnya. Mewujudkan Jakarta yang toleran dan sederhana

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Cecep Khairul Anwar menyambut baik kehadiran seluruh tamu undangan, khususnya Kardinal Ignatius Suharyo.

“Saya menyambut seluruh tamu undangan, khususnya Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta.”

Kehadiran beliau di sini merupakan suatu kehormatan bagi kami dan menunjukkan komitmen kita bersama dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Jakarta, kata Cecep Khairul Anwar.

Kakanwil juga berbagi informasi mengenai komitmen Kantor Kementerian Agama Daerah DKI Jakarta dalam menggalakkan moderasi beragama di Ibu Kota, karena program ini menjadi kunci mewujudkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Jakarta.

Kantor Kementerian Agama DKI Jakarta akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menumbuhkan semangat moderasi beragama di masyarakat, ujarnya.

Dalam upaya meningkatkan tingkat moderasi beragama, Direktur Wilayah Kanwil menyiapkan sejumlah program strategis yang telah dilaksanakan antara lain: membangun Kampung Moderasi Beragama, menyelenggarakan dialog antar umat beragama, memberikan pembinaan kepada tokoh agama dan melakukan pendampingan terhadap tempat ibadah. . Hai.

“Masyarakat adalah kunci utama mewujudkan kesederhanaan beragama. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh warga Jakarta untuk bersama-sama membangun toleransi dan saling menghormati antar umat beragama, jelasnya.

Diakhir sambutannya, Kepala Kanwil mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung upaya Kementerian Agama dalam mendorong moderasi beragama di Jakarta.

“Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung upaya Kantor Kementerian Agama Daerah DKI Jakarta dalam menggalakkan moderasi beragama di Jakarta. Mari kita teruskan kerja sama dan sinergi untuk mewujudkan Jakarta yang sederhana, toleran, dan harmonis, tutupnya.

Sementara itu, Pejabat Bimbingan Katolik menjelaskan tindakan yang dilakukan terhadap umat Katolik antara lain mendukung keluarga bahagia, dialog antar umat beragama, bimbingan ustadz dan santri Katolik.

“Dalam menjalankan tugasnya, Konselor Katolik selalu bekerjasama dengan komisi yang ada di keuskupan, dan juga dengan ormas Katolik,” kata Antonius Sinaga.

Para wali Katolik juga berharap agar pendidikan agama formal di wilayah DKI Jakarta diberikan di Seminary Park dan sekolah menengah Katolik.

“Agar umat Katolik cinta tanah air dan 100% Katolik, 100% Indonesia,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *