Kapuspen TNI Sebut Pasukan Perdamaian yang Bakal Dikirim Ke Gaza Harus Lewati Seleksi

Laporan reporter Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan, pasukan perdamaian yang akan dikirim ke Gaza akan melalui proses rekrutmen.

Namun, kata dia, satuan TNI yang akan merekrut prajurit masih direncanakan.

Dalam rapat kerja gabungan dengan Komite I DPR RI pada Kamis (6 Juni 2024) kemarin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan berencana membentuk Pasukan Khusus dalam misi pengiriman pasukan menjaga perdamaian di Gaza.

Dia mengatakan brigade gabungan tersebut mencakup antara seribu hingga tiga ribu tentara.

“Sebenarnya sedang ada proses rekrutmen dan masih direncanakan pemilihan unitnya,” kata Gumilar saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (6 Juli 2024).

Diketahui, TNI saat ini sedang menyelesaikan prosedur administrasi dengan PBB mengenai rencana pelaksanaan misi kemanusiaan.

Namun, kata dia, lembaga yang membidangi diplomasi dengan PBB adalah Kementerian Luar Negeri.

“Dalam hal diplomasi dan PBB, Kementerian Luar Negeri adalah lembaga yang memimpin,” kata Gumilar.

Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan pihaknya akan mematuhi prosedur administratif yang ditetapkan PBB terkait rencana pelaksanaan misi kemanusiaan dan penjaga perdamaian di Gaza, Palestina.

Agus mengatakan, sesuai prosedur, untuk bergabung dalam satuan tugas dan delegasi baru PBB, ada empat langkah yang harus dilakukan atau dilakukan secara sukarela.

Agus mengatakan, janji yang merupakan keputusan politik pemerintah Indonesia itu telah disampaikan pada Pertemuan Departemen Penjaga Perdamaian PBB di Ghana pada 5-6 Desember 2023.

Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja dengan Panitia I DPR RI di Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6 Juni 2024).

Usulan keikutsertaan Indonesia dalam operasi perdamaian internasional di Palestina sebanyak 650 orang, saat ini sudah memasuki proses registrasi atau level 1, kata Pak Agus mengutip tayangan YouTube Channel I DPR RI, Kamis (6/6/2024).

“Jika kewenangan pengerahan operasi penjaga perdamaian internasional di Palestina diumumkan, maka pemerintah akan menaikkan usulan proses selanjutnya ke level 2,” lanjut Agus.

Agus mengatakan, pada tahap 1 yang menjanjikan saat ini, diperlukan beberapa dokumen untuk pendaftaran.

Dokumen yang menjadi tanggung jawab Mabes TNI antara lain penyusunan tabel satuan organisasi, daftar alutsista yang digunakan, daftar biaya hidup yang menjadi tanggung jawab pemerintah, dan kebutuhan personel meliputi identifikasi satuan yang berdiri, seleksi, pelatihan, dan kekuatan berdiri.

Saat ini, kata Agus, surat registrasi dan data organisasi serta tanggung jawab di bidang personel dan material telah selesai.

Namun, kata Agus, masih ada beberapa persyaratan administratif yang harus segera dilaksanakan.

Diantaranya rencana permintaan anggaran, keputusan presiden mengenai komitmen yang masih diproses Kementerian Pertahanan, dan permintaan akun komitmen PCRS PBB untuk PBB.

Selain itu, ia mengatakan kesiapan manusia dan material serta kemauan menjanjikan dukungan anggaran masih perlu dipertimbangkan bersama-sama untuk mencapai keputusan politik negara.

Ia mengatakan, untuk mempersiapkan gugus tugas PBB untuk Palestina, TNI telah mengadakan rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait.

Kementerian tersebut antara lain Kementerian Pertahanan Nasional, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan.

Rapat akan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei dan 3 Juli 2024 di Jakarta.

Dia melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri mengatakan misi yang saat ini sedang berlangsung di Gaza adalah misi Operasi Kemanusiaan Gabungan.

Ia mengatakan, operasi kemanusiaan ini tentunya bisa dilakukan setelah tercapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

“Dan kini perlu adanya otoritas PBB untuk menjalin kemitraan atau kerja sama operasi dengan negara-negara ASEAN,” kata Pak Agus.

Ia melanjutkan: “Pada saat yang sama, Kementerian Pertahanan saat ini masih mempersiapkan berbagai persetujuan peraturan untuk melakukan operasi di Gaza dan bekerja sama dengan Siprus, Uni Eropa, dan Amerika Serikat untuk menggunakan unit terapung sementara tersebut di wilayah tersebut. operasi”. .

Ia menegaskan, pengiriman pasukan perdamaian ke Palestina masih menunggu solusi dari pemerintah PBB.

Dia mengatakan Mabes TNI telah mempersiapkan prajurit dan syarat untuk terlibat dengan PBB.

“TNI juga telah bersiap untuk menyerahkan rumah sakit dan kapal rumah sakit yang telah selesai dibangun dan menunggu keputusan pemerintah,” kata Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *