Kapolri Beri Penghargaan Casis Bintara Jari Putus Dibegal Masuk Bintara Polri

BERITA TRIBUNE. Jenderal Sigit Satrio direkrut Jalur Khusus Disabilitas untuk mengikuti pelatihan Kombes Polri.

Kapolri khawatir dengan apa yang menimpa sasis. Tapi Kapolri juga bangga, sasis berani menghadapi bandit dan sasis masih siap, kata Wakapolda. (selaku SDM Kapolri) Dedi Prasetyo, Inspektur, secara tertulis, Jumat (17/5/2024).

“Dengan demikian Kompol telah mengakui saudara kami Satrio Mukhti diterima menjadi anggota Polri,” sambung Iptu Dedi.

Satrio Mukhti disebut-sebut diculik di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat saat hendak mengikuti ujian psikologi tanpa petugas polisi di SMK Pasanggrahan Media Informatika, Jakarta Selatan. 5). Ia berangkat pukul 04.00 WIB karena ujian dilaksanakan pukul 05.00 WIB.

“Awalnya saya tidak melihatnya membawa senjata tajam, jadi tidak ada senjata tajam pada pertarungan pertama. Itu satu lawan satu,” kata Satrio saat ditemui detektif di rumahnya di Tanjung Duren Utara, Grogol. , Barat. Jakarta, Rabu (15/5).

Satrio mengungkapkan bahwa dia berduel melawan seorang pejuang bersenjata preman. Penjahat itu segera mengayunkan senjatanya sebelum Satrio memblokirnya. Jari kelingking korban hampir putus.

“Pelakunya satu sepeda motor, tapi ada tiga orang. Yang pertama tersesat dalam perkelahian, tapi temannya yang di tengah langsung lepas landas dan mengeluarkan senjata tajam. Yang pertama saya tangkap, saya tidak menangkapnya. ‘T.” Rasanya lengan saya dipukul karena terasa diganjal gagang parang, dipukul sebanyak dua kali, lengan saya dan Alhamdulillah saya punya helm jadi kepala saya tidak terbentur, kata Satrio.

Satrio mengalami luka serius di tangan usai perampokan. Jari kelingkingnya hampir terpotong karena terhentinya panel dan akhirnya terjatuh. Pada saat yang sama, penjahat berhasil mencuri sepeda motor dan telepon genggamnya.

“Kalau cedera tangan serius, kaki serius. Patahnya kecil, tapi masih melekat dan jari kaki saya bisa dipertahankan selama operasi,” kata Satrio.

Dengan situasi yang dialaminya, Satrio berharap Polri dapat menjalani persidangan non-eksekutif. Satrio mengaku kepada Kombes Polri sudah dua kali lolos tes nonpolisi. Menjadi seorang polisi adalah impian masa kecilnya.

“Dengan acara ini, kalau mimpi saya dikuburkan, saya siap. Tapi dengan acara ini, kalau bisa jadi anggota Polri, saya siap,” kata Satrio.

Dalam kejadian lainnya, Kapolsek Kebon Jeruk Sutrisno mengatakan, korban menjalani pengikatan jari. “Iya sudah selesai. Sudah nyambung,” ujarnya, Selasa (15/5). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *