Tribununnews.com, Jakarta – Melihat hubungan korupsi (WRC) mengatakan bahwa mantan aliran Kasat Reskrim Metro Selatan Jakarta South Flow baru -baru ini AKBP Binto dan aliran metro selatan.
Tuduhan pengacara Arif Nugroho pembunuhan lain terhadap para tersangka pembunuhan dinyatakan oleh AKB Bistoro.
Menanggapi tuduhan itu, cangkir Adam Rahmat ketika saya menolak.
Namun, Adam mengakui bahwa pengacara penulis telah bertemu sebagai alasan untuk berhenti atau diberikan untuk menangguhkan penyelidikan (SP3).
“Itu tidak benar, itu tidak benar. Saya segera bertemu saya, sambil mengajukan kecelakaan SP3 ketika saya masih P21 (file merah penuh (1/2/255 ketika dikonfirmasi, Sabtu (1/2/255).
Ade mengakui bahwa pada waktu itu diumumkan untuk rencana hukum untuk membantu.
Adam menolak untuk memberi banyak.
“Aku tidak bisa melakukan apapun yang kamu punya uang, aku tidak bisa membantu,” tambah Adam.
Ade mengatakan bahwa uang yang disediakan oleh tersangka RP. 400-500 juta.
“Karena tidak ada penolakan, itu melanjutkan, jadi seseorang marah, yang melanjutkan jika, jadi, aku,” kata Adam.
Adam juga diterima oleh satu sama lain untuk rapat dan dibuat.
Masih ada contoh proses penyelidikan pembunuhan yang sedang berlangsung.
“Aku berkata: itu tidak benar, itu tidak bisa. Priamu hilang dari nyawa orang -orang. Kamu ingin dibayar uang, jadi tidak mungkin.
Ketua Departemen Watch of Corruption Law (WRC), Romi Shobing, mengatakan bahwa Kombe Adam Rahmat tidak terlibat.
Selain ADE, aliran dua tersangka dalam pembunuhan dan pelecehan, Arif Nugroho dan Muhammad Bayu Hartoyo, mengalir ke Kanit di metro Jakarta Selatan dan pendiri Z, Kanit dan G dan B.
“Jadi kami berada dalam terang, dan (uang) untuk Urusan Penegakan Hukum (APH) di Kantor Polisi Jakarta Selatan. Para pemimpin Jakarta Tengah, Jumat (1/31/205) di malam hari.
Identifikasi saksi dan saksi.
Plus, dapat diterima, sebagai bagian dari bukti tetap dari aliran uang. AKBP Bintoro dikatakan hanya menerima R .. 140 juta
Ketua Kepolisian Indonesia (IPW) Sugeng Teguh Santoso menerima berita bahwa nama uang yang diterima oleh AKBP Bintoro tidak mencapai miliaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, AKBP Binoro hanya menerima Rp 140 juta bukan RP. 20 miliar seperti yang ditunjukkan di awal akun ini.
“Uang adalah penangguhan penahanan tersangka Ariif Nugroho (a)” Sugeng melaporkan kepada wartawan pada hari Kamis (1/30/255).
“Faktanya bukan R .. 20 miliar, bukan R ..
Sugeng curiga bahwa nama AKBP Bintoro diumumkan oleh Evelin Dohar Hatagalung (ed).
Dikatakan oleh Sugeng, karena Evelin dapat menarik uang pelanggan dengan menjual nama polisi, karena polisi akan mengambil tindakan dengan total uang.
“Nah, itulah analisis saya untuk membandingkan uang yang saya gunakan kerbau untuk Arif Nugroho hingga R. 17 miliar ketika Binoro mendapat R. 140 juta, itu tidak dibandingkan. Jadi namanya ditanya,” ia bertanya. AKBP Bintoro akan dibahas
Kadiv mengusulkan Inspektur Jenderal Poli Abdul Karim Kali Akbp Bintoro berada pada stabilitas.
Menurutnya, markas nasional memberikan bantuan dalam pemeriksaan proses orang tersebut.
“Dia dibebaskan dari beberapa metro, bahwa penanganan yang disediakan oleh beberapa metro, saya pikir dengan paksa mereka melanggar,” katanya setelah Tni-Polri di Dharmawangsa, setelah Tni-Polri di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (1/30/255).
Diketahui bahwa AKBP Bintoro bersama dengan tiga petugas polisi lainnya menerima kasus mendengar etika kriminal.
Ini dikonfirmasi oleh Panta Metro Jaya Kombes Radjo, Alriaia Harakap ke Jakarta Metropolita, Jakarta Selatan, Rabu (29/25).
“Tidak terlalu lama (moral, merah)” dan jelaskan.
AKBP Bintoro, sebelumnya dituduh menipu bos Prodi Health Stranger, yang putranya terlibat dalam pembunuhan dan pemerkosaan.
Pejabat itu mengatakan pada hari Minggu (26/2025), Bitterr meminta maaf atas suara media sosial.
“Peristiwa itu dimulai dengan saudara pelapor atau bastiano lain yang melakukan kejahatan perlindungan kriminal dan anak,” jelas Binto.
Kejahatan itu menyebabkan seorang wanita dengan AP asli (16) meninggal di sebuah hotel di Jakarta Selatan.
Untuk pembayaran setempat (TKP), polisi menemukan obat -obatan terlarang dan senjata api.
“Singkat cerita yang panjang, dalam hal ini Satreskrim di Jakarta selatan, yang pada waktu itu dan digunakan sebagai Kasat Reskrim, melakukan penyelidikan dan penyelidikan,” katanya.
Bitter menambahkan bahwa kasusnya adalah P21 dan dipindahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan dua tersangka, yaitu B dan B, untuk mencoba. Bistoro menekankan bahwa polisi tidak menghentikan penyebabnya.
Namun, diduga bahwa tersangka belum menerima dan mengunjungi pesan palsu tentang dia karena perampokan.
(Kompas.com/tribunnews)