Kapolda Maluku Copot Perwira yang Aniaya Sopir Taksi Online, Kompol Bambang Kini Nonjob di Yanma

TRIBUNNEWS.COM, AMBON- Kapolda Maluku pada Senin 11 April 2024 memecat Kombes Bambang Surya Biharga dari jabatan Kabag Penegakan Hukum Satlantas Polda Provinsi Maluku. 

Bambang Surya Biharga didiskualifikasi setelah menabrak sopir taksi online Rizki Fitrianda di kawasan SCBD Jakarta Selatan.

Senin sore, Kabid Humas Polda Maluku, Sisir Aris Aminullah, mengatakan dirinya dipecat siang tadi.

Setelah mengundurkan diri, Bambang kini menganggur dan dipindahkan ke Dinas Markas (Yanma).

Katanya dia diberi yanma pamen.

Aris menegaskan, pemecatan Bambang akibat tindakan Kapolda Maluku terhadap anggota yang mencemarkan nama baik.

Dikatakannya, Pak Cappolda berkomitmen untuk menangani setiap anggota yang melakukan pelanggaran dan tidak melakukan kompromi.

Terkait kejadian tersebut, Aris kembali menegaskan pesan Kapolda Maluku kepada anggotanya agar tidak ada lagi pelanggaran. Sebab, akan ada tindakan tegas terhadap anggota yang menunggak.

Kapolda sudah menyampaikan, pelanggar akan dimintai pertanggungjawaban dan akan dilakukan tindakan tegas. Jadi jangan coba-coba melanggar, ujarnya. Penjahat telah mengambil cuti untuk menikah

Kompol Muhammad Bambang Surya Bharga dan seorang perempuan bernama Rizki Fitrianda dipukuli saat menaiki taksi online.

Bambang saat itu berada di Jakarta karena sedang berlibur untuk pernikahannya.

“Iya benar, jadi yang bersangkutan sudah mengambil cuti untuk menikah, benar,” kata Kabid Humas Polda Maluku Kompol Aris Aminullah kepada Tribune.com, Minggu, 11 Maret 2024.

Dia mengatakan, awalnya Bambang dan korban sepakat untuk berdamai. 

Namun kini korban akhirnya memutuskan untuk melapor ke Bambang Polres Metro Jakarta Selatan.

“Kami tegaskan kembali, akan ditindak tegas terhadap anggota yang melanggar. Polda Maluku akan bertanggung jawab secara etik dan Polda Metro Jaya akan menangani kasus pidana,” ujarnya. Dijelaskan bahwa $5 juta dijanjikan sebagai uang perdamaian

Kuasa hukum Rizki, Roberto Sihotang, memberi kronologi kapan ia mulai melakukan pemukulan terhadap kliennya.

Pertama, Rizki pada Kamis (31/10/2024) menerima penumpang dari terminal bus Polda Metro Jaya di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.

“Di tengah jalan, Rizki buktikan lagi kalau benar pak pengelola terminal bus (Polda Metro Jaya), ya sebaiknya masuk saja,” kata penumpang tersebut, namun penumpang tersebut tidak terlalu sopan. pengiriman. Wajar saja, menurut keterangan Ritzky, dia dianggap tidak dihormati, kata Roberto saat dihubungi pada 13/11/2024.

Hampir sampai di tujuan, Roberto mengatakan kliennya memastikan tujuannya hanya sampai di terminal bus dan bukan Polda Metro Jaya. Penumpang perlu mengubah tujuan jika ingin masuk

“Iya terpaksa ganti, jadi akhirnya saya kasih hp penumpangnya, bisa ganti sendiri. Begitu dia putar balik, mobilnya mekanis, tidak injak kopling, rem,” kata Alphard di depannya.

Setelah menyelesaikan masalah dengan pengemudi Alphard, Ritzky kembali ke mobil. Namun Rizki mengatakan polisi dan penumpangnya kembali marah sehingga Rizki marah dan memintanya keluar dari mobil.

“Akhirnya penumpangnya, saya mau mendarat di sini sekarang, dia ditembak sebelum mendarat,” ujarnya.

Pengeroyokan itu terekam di ponsel Rizki sehingga ia memutuskan untuk melapor ke polisi. Namun saat berada di SP KT Polda Metro Jaya, polisi sudah menunggunya.

Di sana polisi meminta untuk tidak mengajukan kasus. Riska dibawa ke sebuah ruangan oleh dua polisi lainnya yang hendak memberikan keterangan. 

Di dalam ruangan, Roberto mengaku mendapat tekanan karena kliennya ingin dia menyampaikan pernyataan damai. 

Kedua polisi yang membawa Rizki untuk membayar biaya pengobatannya menjanjikan ganti rugi sebesar Rp 5 juta kepada Rizki. Merasa tidak berdaya, Rizki akhirnya menulis surat perdamaian dengan tangannya sendiri seperti terlihat dalam video viral tersebut.

Roberto berkata, “Dan kamu bilang Rp 5 juta, jadi transfernya hanya Rp 2 juta. Nah, sampai hari ini Rizki belum menggunakan uang Rp 2 juta itu.”

Sehingga Rizki kembali mengeluarkan pernyataan soal pembatalan surat perdamaian tersebut dan akhirnya melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan.

“Setelah mendengar cerita itu, saya jadi merasa seperti itu di Polda Metro Jaya. Saya takut kalau dia datang melapor ke polisi lagi, dia akan berlarut-larut. Akhirnya saya sarankan dia mencobanya. Saya lapor ke Selatan. Polda Metro Jaya,” ujarnya.

Video pengeroyokan itu viral di media sosial untuk dijadikan informasi.

Penumpang dalam video tersebut tampak seorang pria dan seorang wanita berkacamata.

“Ada yang bagus,” kata penumpang itu.

Dia membanting pintu di belakangnya saat dia membukanya.

“Ya Tuhan,” kata pengemudi itu.

“Ini videonya, nanti saya kasih tahu,” kata pengemudi itu.

Rupanya, orang yang membunuhnya tak menyangka aksinya akan terekam kamera

“Video yang mana?” katanya.

“Ini videonya, nanti saya kasih tahu,” kata pengemudi itu.

Sementara itu, penumpang wanita tersebut langsung meminta maaf.

“Maaf, Tuan,” katanya. (Kompas.com/Tribunnews)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *