Oleh reporter Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Industri semen lokal sedang mengalami kelebihan kapasitas.
Pada tahun 2023, kapasitas produksi mencapai 119,9 juta ton, dan konsumsi dalam negeri hanya sebesar 65,5 juta ton atau 55% dari konsumsi.
“Jadi kita overcrowded banget,” kata Lilik Unggul Raharjo, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia, usai konferensi pers Konferensi Semen Internasional Cemtech Asia 2024 di Hotel Shangri-La Jakarta.
Dibandingkan sebelum pandemi, penyerapan semen dalam negeri pada tahun 2019 masih mencapai 69,9 juta ton dengan kapasitas produksi sebesar 110,3 juta ton.
Rasio konsumsi tahun itu adalah 63%.
Ekspor semen memang akan ada pada 2023, namun menurut Lilik, keuntungan yang diperoleh dari ekspor tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan pasar dalam negeri.
Lillick mengatakan banyak pabrik terpaksa menganggur atau kehilangan pekerjaan karena rendahnya biaya utilitas.
Jadi jika Indonesia terus membangun pabrik semen dengan tingkat pemanfaatan yang rendah, Lilick khawatir jumlahnya akan semakin berkurang.
Jika jumlah utilitas turun, hal ini akan menyebabkan biaya meningkat.
Banyak pabrik terpaksa tidak beroperasi sepanjang tahun, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, itulah sebabnya jika pabrik semen baru digunakan lagi, kami akan mengalami kelebihan pasokan. “Semakin rendah utilitasnya, semakin tinggi biayanya.”
Ia pun berharap asupan semen dalam negeri mencapai 67,4 juta ton pada tahun ini.
Sementara itu, permintaan semen diperkirakan meningkat sebesar 3% pada tahun ini dibandingkan tahun 2023, sehingga dapat meningkatkan konsumsi sebesar 56%.