TRIBUNNEWS.COM – Kepala Dinas Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet) mengatakan jumlah tahanan di penjara Sde Teiman di gurun Negev melebihi kapasitas.
Penjara tersebut hanya berkapasitas 14.500 orang, namun saat ini menampung 21.000 tahanan Palestina.
Peningkatan mendadak jumlah tahanan di penjara Sde Teyman menyusul pecahnya pertempuran baru-baru ini antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang disusul dengan serangan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Menurut laporan di Yediot Aronos, mengutip pernyataan Shin Bet pada Selasa (7 Februari 2024), “Sudeh Teyman telah mengumumkan bahwa 5.000 orang telah ditangkap di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober. Palestina dibandingkan sebelumnya.”
Bulan lalu, 500 tawanan perang tiba dari kompleks militer Sde Teiman atas permintaan tentara Israel, lanjutnya.
Surat kabar Shin Bet mengatakan karena meningkatnya jumlah tahanan, Israel mempercepat proyek pembangunan penjara baru.
“Pembangunan ini akan menambah 2.500 tempat penjara keamanan dan menyediakan 900 tempat penahanan baru,” kata pernyataan itu.
Pejabat Shin Bet juga mengumumkan bahwa surat perintah penangkapan lebih lanjut akan dicabut karena tidak ada tempat untuk menahan para tahanan.
Krisis penjara Israel kembali menjadi sorotan setelah Israel membebaskan 50 tahanan Palestina pada Senin (7 Januari 2024) karena kepadatan penjara.
Di antara tahanan yang dibebaskan adalah Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit Al Shifa, yang ditangkap pada 23 November 2023 bersama beberapa staf medis.
“Situasi para tawanan perang sangat tragis, belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Palestina, termasuk kekurangan pangan yang parah dan penghinaan fisik,” ujarnya kepada Kantor Berita Anadolu, Senin (7 Januari 2024).
“Pasukan pendudukan Israel menangkap mereka semua dan personel medis Gaza yang ditangkap meninggal di penjara Israel karena penyiksaan dan kurangnya perawatan medis,” katanya.
Setelah pembebasannya, terjadi keributan di kalangan pejabat Israel, khususnya di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang memprotes pembebasannya.
Sementara itu, Otoritas Penahanan Palestina telah menahan total sekitar 9.490 orang sejak 7 Oktober, termasuk mereka yang melewati pos pemeriksaan militer dari rumah mereka dan mereka yang dipaksa menyerah di bawah tekanan, termasuk mereka yang disandera. jumlah korban
Sejak Sabtu (10 Juli 2023) hingga Senin (7 Januari 2024), jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.900 orang, dengan Israel masih melakukan agresinya di Jalur Gaza, 7.060 orang luka-luka dan 1.147 orang luka-luka. Jumlah kematian di wilayah Israel, seperti dilansir Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948. Mereka mulai menembaki kawasan tersebut.
Israel memperkirakan sekitar 120 sandera, baik hidup maupun mati, ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza menyusul pertukaran 105 sandera dan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan Yediot Aronos pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Unita Ramayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel