Meskipun terjadi ketidakstabilan di Yaman dan dampak perang di Gaza, pengungsi dan migran semakin banyak yang mengambil rute berbahaya.
TRIBUNNEWS.COM, Yaman – Sedikitnya 49 orang tewas dan 140 orang hilang setelah sebuah kapal yang membawa pengungsi dan migran dari Tanduk Afrika menuju Yaman terbalik.
Kapal yang tenggelam pada Senin (6 Oktober 2024) itu membawa sekitar 260 orang, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kebanyakan dari mereka berasal dari Ethiopia dan Somalia, dan mereka melakukan perjalanan sejauh 320 kilometer (200 mil) melintasi Teluk Aden dari pantai utara Somalia hingga Yaman.
Pengungsi dan migran dari Tanduk Afrika dan Afrika Timur semakin banyak melakukan perjalanan berbahaya melalui Yaman menuju Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya di kawasan.
Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa 71 orang telah diselamatkan.
Delapan di antaranya dibawa ke rumah sakit.
Setidaknya enam anak-anak dan 31 wanita termasuk di antara korban tewas.
Pada bulan April, dua kapal yang mencoba mencapai Yaman tenggelam di lepas pantai Djibouti, menewaskan sedikitnya 62 orang.
Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan sedikitnya 1.860 orang tewas atau hilang dalam perjalanan, termasuk 480 orang tenggelam.
Meskipun perang di Yaman yang sudah berlangsung hampir satu dekade menimbulkan dampak buruk, masih banyak pengungsi dan migran yang menempuh jalur ini. Perang meletus setelah pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
Arus migran juga tidak terpengaruh oleh perang Israel di Jalur Gaza.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap kapal komersial dan militer di Teluk Aden selama berbulan-bulan.
Mereka menuntut Israel mengakhiri perang Gaza dan Amerika Serikat serta Inggris melakukan serangan udara di Yaman untuk mengakhiri perang Gaza guna melindungi kepentingan internasional.
Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan bulan lalu bahwa kedatangan migran tahunan di Yaman meningkat tiga kali lipat dari tahun 2021 hingga 2023, melonjak dari sekitar 27.000 menjadi lebih dari 90.000.
Badan tersebut melaporkan bahwa saat ini terdapat sekitar 380.000 migran di Yaman.
“Bangkai kapal pada hari Senin mengingatkan kita akan pentingnya bekerja sama untuk mengatasi tantangan mendesak yang dihadapi para migran dan memastikan keselamatan mereka sepanjang perjalanan,” kata Mohammedali Abunajela, juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi.
Sumber: Al Jazeera