TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Kanada resmi membatalkan puluhan kontrak pengiriman dan penjualan senjata ke Israel hingga Rabu (11/9/2024).
Penangguhan ini dijelaskan Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly.
Dalam keterangan resminya, Menlu Joly mengungkapkan negaranya telah mencabut sekitar 30 izin penjualan senjata ke Israel.
Penuntutan yang jarang terjadi terhadap transaksi anak perusahaan AS di Kanada dengan pemerintah AS.
“Saya menangguhkan sekitar 30 izin usaha Kanada yang ada pada musim panas ini,” kata Jolie seperti dikutip Al Arabiya.
Tak hanya menerapkan penangguhan, Menteri Luar Negeri Joly juga memerintahkan peninjauan kembali seluruh kontrak pasokan senjata Kanada dengan Israel dan negara lain.
Senjata yang diproduksi terutama oleh General Dynamics cabang Kanada yang berbasis di AS. Kanada mengutuk Israel
Kebijakan ini diterapkan pemerintah Kanada sebagai kecaman terhadap serangkaian aksi genosida yang dilakukan militer Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
“Kami tidak akan mengirimkan senjata atau suku cadang senjata apa pun ke Gaza. Titik,” kata Joly.
“Bagaimana senjata dikirim dan kemana dikirim tidak relevan. Jadi posisi saya jelas, posisi pemerintah jelas dan kami berhubungan dengan General Dynamics,” tambahnya.
Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM), organisasi advokasi Muslim terbesar di Kanada, menyambut baik keputusan tersebut sebagai respons terhadap kebijakan baru yang diterapkan pemerintah Kanada.
Menurut NCCM, keputusan ini merupakan bentuk kegigihan Kanada dalam mengirimkan senjata ke Israel.
NCCM juga menyampaikan bahwa keputusan ini mendapat dukungan baik dari Pemerintah Kanada.
Jelas bahwa pemerintah Kanada tidak mendukung celah hukum apa pun yang digunakan dalam penjualan bahan peledak untuk melakukan tindakan genosida Israel di Jalur Gaza.
Seperti diketahui, Kanada menjadi salah satu eksportir senjata terbesar Israel dengan total ekspor sebesar 26 juta dolar Kanada pada tahun sebelumnya, menempatkan negara tersebut di antara 10 besar penerima ekspor senjata Kanada. London membekukan ekspor senjata ke Israel
Sebelum Kanada menghentikan senjatanya, Inggris telah mengumumkan bahwa banyak izin ekspor senjata ke Israel akan dicabut.
Penangguhan ini berlaku untuk 30 dari 350 lisensi senjata yang ada.
Ini termasuk pesawat militer, helikopter, kendaraan udara tak berawak, dan perangkat penargetan berbasis darat.
Berbicara di Parlemen, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan keputusan tersebut menyusul peninjauan izin ekspor senjata Inggris.
Hasil dari tinjauan tersebut menunjukkan bahwa terdapat risiko yang jelas bahwa senjata tersebut akan digunakan dengan cara yang bertentangan dengan hukum internasional.
Berbeda dengan AS, Inggris memasok senjata ke Israel secara tidak langsung dengan memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan Inggris untuk menjualnya.
Namun dukungan dari Inggris tidaklah gratis, menurut Campaign Against Arms Trade (CAAT), Inggris dikatakan sebagai bisnis yang menguntungkan dalam memasok Angkatan Udara Israel.
Melalui kerja sama ini, Inggris mampu meraup pendapatan sebesar £400 juta atau sekitar 8 triliun melalui penjualan senjata militer ke Israel, termasuk jet tempur siluman F-35 ke BAE Systems.
(Tribunnews.com/Namira Unia)