TRIBUNNEWS.COM – Tak lama setelah Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden AS 2024 dan memutuskan untuk mendukung Kamala Harris, klaim palsu mulai bermunculan di media sosial.
Netizen menargetkan kewarganegaraan, identitas ras, dan pencapaian politik Kamala Harris.
Mengutip CBS News, berikut daftar tuduhan palsu tersebut. 1. Kamala Harris dilaporkan lahir dari orang tua berkewarganegaraan asing, sehingga dia tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri
Tak lama setelah Joe Biden mendukungnya sebagai presiden, sebuah cerita palsu menyebar di media sosial yang mengklaim bahwa Harris tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri karena status orang tuanya.
Harris lahir di Oakland, California dari imigran dari Jamaika dan India.
Namun fakta bahwa orang tuanya adalah imigran tidak mendiskualifikasi dia untuk menjadi wakil presiden atau presiden.
Klaim palsu soal kewarganegaraan Harris juga menimbulkan kontroversi saat ia menjadi calon wakil presiden pada pemilu lalu.
Beberapa orang menggunakan opini tahun 2020 yang ditulis oleh pengacara pro-Trump John Eastman di Newsweek untuk mendukung argumen bahwa Konstitusi tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak-anak dari orang yang lahir di luar Amerika Serikat.
Catatan editor, yang kemudian ditambahkan ke opini, berbunyi:
“Kami semua di Newsweek khawatir bahwa operasi ini telah memicu gelombang Birtherisme mengerikan yang ditujukan kepada Senator Harris.” 2. Harris dituduh tidak berkulit hitam
Postingan lain muncul di media sosial di mana Kamala Harris diduga berbohong tentang dirinya yang berkulit hitam.
Seorang pengguna media sosial mengunggah foto Harris berdiri di antara seorang pria dan seorang wanita yang mengaku sebagai orang tuanya.
Netizen tersebut menyebut foto tersebut menjadi bukti bahwa ayah Harris tidak berkulit hitam.
Faktanya, tidak ada foto orang tua Kamala Harris yang beredar di tahun 2020 ini.
Ada juga yang mengklaim Harris tidak berkulit hitam karena ayahnya berasal dari Jamaika.
Kebanyakan orang Jamaika mempunyai warisan Afrika, karena Inggris membawa budak Afrika ke pulau itu pada abad ke-18.
Ketika Harris ditanya di sebuah acara radio pada tahun 2019 tentang klaim palsu tentang rasnya, Harris mengatakan mereka adalah orang-orang yang mencoba menabur kebencian dan perpecahan.
“Saya berkulit hitam dan saya bangga menjadi orang kulit hitam,” katanya.
“Saya terlahir berkulit hitam. Saya akan mati berkulit hitam dan saya tidak akan membuat alasan bagi siapa pun karena mereka tidak mengerti.”
Ayah Harris sebelumnya mengatakan dia adalah keturunan pemilik budak kelahiran Irlandia. Para ahli yang disurvei oleh PolitiFact mengatakan Kamala Harris kemungkinan besar adalah keturunan budak dan pemilik budak. Foto palsu Kalama Harris (arsip Perma.cc) 3. Video dan audio yang dimanipulasi
Pengguna media sosial juga memposting video dan klip audio di luar konteks atau dimanipulasi yang menggambarkan Harris sedang terganggu atau bingung.
Video tersebut diedit agar terlihat seperti Kamala Harris mengoceh tidak jelas saat berpidato di Howard University pada tahun 2023.
Video tersebut kembali beredar di TikTok dengan jutaan views.
“Hari ini adalah hari ini dan kemarin adalah kemarin,” sebuah suara terdengar dalam klip tersebut.
“Besok adalah hari ini, maka jalani hari ini agar masa depan hari ini menjadi hari ini dan masa depan menjadi masa lalu.”
TikTok kemudian mengatakan pihaknya menghapus klip audio tersebut karena melanggar aturan platform.
Foto kedua memperlihatkan foto Kamala Harris bersama suaminya.
Namun wajah pria itu tumpang tindih dengan wajah pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Foto palsu Kalama Harris (arsip catatan Perma.cc)
Ada video mentah Harris lainnya, tetapi tidak sesuai konteks,
Dalam video tersebut, Harris berkata, “Saya Kamala Harris, kata ganti saya adalah dia dan dia. Saya seorang wanita yang duduk di depan meja dan mengenakan setelan jas biru.”
Harris menggambarkan penampilannya untuk kepentingan beberapa anggota dewan yang buta.
Elon Musk kemudian memposting video tersebut di platform X miliknya dengan teks “Bayangkan 4 tahun seperti ini.”
Postingan itu telah dilihat lebih dari 135 juta kali.
Nina Jankowicz, peneliti disinformasi dan pendiri American Sunlight Project, menyarankan netizen untuk berhenti menonton narasi skandal tentang Harris di media sosial.
“Jika Anda merasa diri Anda menjadi emosional, dan dalam hal ini mungkin terkejut atau ngeri, itu pertanda baik bahwa Anda mungkin sedang dimanipulasi,” kata Jankowicz.
Faktanya adalah narasi yang paling emosional, misterius, dan mengejutkan di media sosial seringkali merupakan narasi yang paling kuat, dan orang-orang yang menyebarkannya mengetahuinya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)