Hal ini diberitakan oleh reporter Tribunnews.com, Namira Yuna
TRIBUNNEWS.COM, Washington – Kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih tidak disambut baik oleh para pejabat AS.
Dalam pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden, Netanyahu meminta gencatan senjata.
Sebelum pertemuan tatap muka dengan Biden, pemimpin Israel tersebut berpidato di depan Kongres AS dan mencari alasan untuk mendukung Israel dalam pergolakan politik AS.
Perdana Menteri Netanyahu akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih setelah pidatonya mengenai Korea Utara.
Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Netanyahu sebelum masa jabatan Presiden Donald Trump berakhir pada tahun 2021.
Pada awal pertemuan tertutup, Biden menyapa Netanyahu sebentar, namun juru bicara Gedung Putih meminta Biden segera menyetujui proposal tiga tahap Israel dan Hamas untuk membebaskan sandera yang tersisa di Gaza.
Baidin menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai tindakan yang berlebihan, mengancam akan menghentikan sejumlah transfer senjata baru dan berulang kali menekan Netanyahu untuk melakukan tindakan militer di Gaza.
“Presiden mengangkat krisis kemanusiaan di Gaza, jadi Bai meminta Israel untuk menutup celah yang tersisa, segera menyelesaikan kesepakatan, memulangkan para sandera dan mengakhiri perang di Gaza,” kata juru bicara Gedung Putih. Hal ini dilaporkan dengan mengacu pada CNN International.
Tak hanya Biden, Kamala Harris juga melontarkan seruan serupa, calon presiden dari Partai Demokrat itu tak bersuara menentang tindakan Netanyahu yang berujung pada krisis kemanusiaan di Gaza.
Kamala mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia “sangat khawatir” akan kehilangan nyawanya.
Berdasarkan hal tersebut, Kamala berjanji membantu Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, apalagi jumlah korban tewas di Gaza kini mencapai 39.000 jiwa, untuk meringankan penderitaan warga sipil Palestina.
Dalam pidatonya di televisi setelah pertemuan tatap muka dengan Netanyahu, Harris mengatakan: “Kita tidak boleh membiarkan diri kita terperosok dalam penderitaan dan saya tidak akan diam.
“Sudah waktunya perang ini berakhir,” Harris menambahkan.
Harris menyampaikan pengumuman tersebut setelah Perdana Menteri Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih. Kamala Harris menjadi salah satu tokoh yang bersuara menentang tindakan genosida Netanyahu.
Pernyataan Harris yang tajam dan serius, menimbulkan pertanyaan apakah dia akan lebih agresif terhadap Netanyahu jika terpilih sebagai presiden pada 5 November.
Sejauh ini, para analis menilai Kamal tidak mendukung Israel sepenuhnya seperti yang diinginkan Netanyahu.