Kakak Beradik di Depok Trauma Berat Usai Selama 2 Tahun Jadi Korban Pencabulan Orang Terdekat

Wartawan Tribun Depok M. Diriwayatkan oleh Rifqi Ibnu Masi

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Kakak beradik AA (9) dan TN (7) mengalami luka berat usai mengalami pelecehan seksual.

Keduanya adalah korban paman mereka.

Ibu korban II (36) menjelaskan, kedua anaknya syok usai kejadian pelecehan seksual.

Kedua korban bahkan sempat ditakuti oleh orangtuanya untuk berduaan sejenak.

II kepada pers, Senin (10/6/2024) “Cedera parah membuat saya takut pergi kemana pun.”

“Jadi, siapa nama itu?” tambahnya. “Anak-anak masih ingin langsung menangis.”

Menurut II, kedua anaknya dianiaya oleh kakek dan pamannya selama dua tahun. Kakek dan paman kriminal

Sebelumnya, kakeknya IRN (58) dan paman FJR (32) melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap dua anak di bawah umur.

Pemaksaan itu terungkap setelah ia menanyakan langsung anaknya soal kebrutalan tersebut.

– Aku curiga pada anakku, jadi aku bertanya pada anakku, “Apakah kamu pernah menyentuh tangan pamanmu?” Saya bertanya.

Yang kedua: “Awalnya dia tidak terima, lama sekali aku memohon padanya, dan akhirnya dia mengaku, tapi dia membuatku menangis dan memeluknya.”

Korban mengaku sering dibawa pamannya ke kamar mandi dan menjilati kemaluannya.

Selanjutnya kedua korban dibawa ke asrama hingga terjadi aksi pemaksaan.

Setelah melaporkan kasus tersebut ke polisi, korban mengaku bukan hanya paman korban, tapi juga kakeknya.

“Itu menyakitkan saya,” katanya, “dan ibu saya (nenek korban) tahu tapi tetap diam.”

Nenek korban sempat membersihkan darah di kemaluan korban dan mengoleskan salep usai operasi paksa.

II mengatakan, aksi pemaksaan itu terjadi pada 17 Mei 2024 saat berada di rumah neneknya.

Namun korban mengaku mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh kakek dan pamannya selama dua tahun.

– Ya, dia mengancam anak saya, beritahu ibu dan ayahnya, atau pamannya akan melakukan hal yang sama. (M38)

Artikel ini tayang di Tribundepok.com: Kakak beradik di Tapos Depok dianiaya oleh kakek dan pamannya yang trauma selama dua tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *