Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Perempuan) Indonesia Arsjad Rashid menilai premi demografi harus dikelola dengan baik. Kalau tidak, itu bisa menjadi bencana.
Arsjad juga menyoroti persoalan penyediaan lapangan kerja. Hal ini disebut sebagai kunci utama dalam regulasi.
“Bonus demografi ini kalau kita tidak menatanya dengan baik, maka akan menjadi bencana, terutama ketenagakerjaan. Ya, lapangan pekerjaan adalah kunci terpenting,” ujarnya usai pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di acara Smesco. Gedung, Jakarta Selatan, Rabu (24/7/2024).
Arsjad berharap mudah membicarakan penyediaan lapangan kerja. Namun yang perlu ditekankan di sini adalah eksekusinya.
Ia juga meyakini usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mempunyai kekuatan besar dalam menyediakan lapangan kerja.
Arsjad mengatakan, harus ada upaya kolaborasi timbal balik antara pemerintah dan swasta agar lebih banyak UMKM yang naik kelas.
Arsjad juga menyebutnya sebagai ekonomi Pancasila atau ekonomi gotong royong.
“Di sini kita juga berbicara tentang ekonomi Pancasila, ekonomi gotong royong, yang mana yang besar harus membantu yang kecil, seperti yang kita sampaikan tadi. Kita harus saling membantu. Kita harus membantu para pengusaha UMKM ini,” Arsjad dikatakan.
Lebih lanjut, Arsjad juga mengingatkan bahwa UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional perlu diamankan dan dilindungi, apalagi mengingat banyaknya produk impor ilegal yang masuk ke Indonesia.
“Jangan sampai impor ilegal ini menimbulkan predatory price yang merugikan UMKM lokal kita karena kalah bersaing. “Oleh karena itu, harus ada kebijakan pemerintah yang melindungi UMKM,” ujarnya.