Kadin: 54 Persen UMKM Indonesia Dimiliki Perempuan

Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutryanto.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Koordinator Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Wakil Presiden Carmelita Harto mengatakan perempuan berperan penting dalam perekonomian Indonesia.

Perempuan Indonesia adalah agen perubahan yang penting, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Berdasarkan statistik Kementerian Keuangan tahun 2021, tercatat 54 UMKM di Indonesia yang 97 persen karyawannya adalah perempuan, ujarnya saat penandatanganan nota kesepahaman antara Kadin dan RS RSIA Brawijaya di Jakarta, baru-baru ini.

Charles Honoris, Deputy General President Kesehatan Kadin Indonesia, mewakili pemahaman tersebut dan Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital Dr. UF Bagazi, Sp. OG.

Carmelita menjelaskan, perempuan mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan mereka merupakan langkah penting untuk mendorong tercapainya visi Indonesia Emas 2045, ”ujarnya.

Kadin berharap kerja sama dengan RSIA Brawijaya menjadi momentum untuk menciptakan inisiatif pencegahan dan penurunan angka kejadian kanker payudara dan serviks di Indonesia.

Kanker payudara dan kanker serviks merupakan dua jenis kanker yang umum menyerang perempuan, jelas Charles Honoris, Wakil Presiden Kesehatan Kamar Dagang dan Industri Indonesia.

Kanker payudara seringkali kurang terdiagnosis dan kurang terdiagnosis. Sementara itu, kanker serviks yang disebabkan oleh HPV dapat dicegah melalui vaksinasi dan deteksi dini dengan Pap smear.

“Pemeriksaan rutin untuk mengetahui tanda-tanda awal kanker dan mengedukasi perempuan tentang kanker sangatlah penting. Ini adalah inti dari kemitraan kami, katanya.

“Dengan jaringan KADIN Indonesia dan keahlian Rumah Sakit Wanita dan Anak Bravijaya, kami berharap kemitraan ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan perempuan di Indonesia,” kata Charles.

Direktur Utama RSIA Bravijaya Dr. UF Bagazi, Sp. OG menjelaskan, faktor budaya dan sosial di Indonesia menjadi tantangan besar dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.

Ia yakin sebagian besar perempuan enggan membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan melakukan pemeriksaan rutin. Tantangan lainnya adalah terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan yang memadai.

Kurangnya informasi dan pendidikan mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker memperburuk situasi ini, terutama bagi perempuan pekerja yang tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *