Laporan jurnalis Tribunnews.com Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Manhub) Budi Karya Sumadi menyatakan pembiayaan kreatif atau creative financing yang bersumber dari luar pemerintah menjadi solusi mengatasi keterbatasan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Menurut dia, Kementerian Perhubungan (Kamenhov) bahkan selama delapan tahun hanya menerima minimal 30 hingga 40 persen anggaran dari yang dianggarkan.
Meski begitu, Menteri Perhubungan Bodi mengaku enggan protes ke Menteri Keuangan Sri Mulani. Pasalnya, Perbendaharaan Indonesia mengusulkan untuk menciptakan pembiayaan kreatif untuk menutupi anggaran yang diperlukan.
“Kami tidak mengadu ke Menkeu. Dan alhamdulillah Menkeu memberikan kami tools bagaimana menciptakan creative financing. Kami sedang mencari alternatif dana di luar APBN,” kata Menteri Perhubungan Budi kepada Tribun News di Kementerian Perhubungan. . Jumat (4/10/2024).
Menhub Bodi mencatat, pembiayaan kreatif yang akan dilakukan Kemenhub bisa melibatkan investor asing atau pembiayaan pinjaman dari perusahaan dan lembaga.
Jadi melalui kedua program tersebut, partai bisa membangun transportasi tanpa menggunakan anggaran pemerintah, namun manfaatnya bisa dirasakan saat ini, seperti transportasi MRT di Jakarta.
“Kita aktif roadshow-roadshow, melakukan sosialisasi tentang permasalahan yang kita punya, apa yang dibutuhkan dari kita. Nah, kita lihat kita punya yang namanya MRT, LRT, lalu pelabuhan, khususnya bandara, ada surplusnya yang dibayar dengan pembayaran yang tersedia. ” Kalau MRT, LRT itu pinjaman jangka panjang,” kata Menteri Perhubungan Budi.
Menteri Perhubungan Boddy mengatakan penggunaan pembiayaan kreatif merupakan suatu kebanggaan tersendiri dalam mendukung pembangunan transportasi secara masif.
Meski pendanaan kreatif sebagian besar berasal dari luar negeri, misalnya untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang didukung China.
“Semua ini memberi kita energi. Kita punya rasa kepuasan diri bahwa yang kita lakukan bukan hanya meminta uang dari APBN, tapi kita juga berusaha. Nah, presiden sebenarnya yang menyusun kabinet ini dicampur dengan para profesional. Pengusaha,” jelas Menteri Perhubungan.