TRIBUNNEWS.COM – Jurnalis Israel dan warga Israel yang taat bergegas ke lokasi bentrokan baru-baru ini yang menewaskan kepala kantor politik Hamas, Yahya Sinwar.
Jurnalis Inggris Douglas Murray mempublikasikan foto dirinya sedang duduk di sofa yang memperlihatkan momen-momen terakhir hidup Yahya Sinwar di sebuah rumah di Tal Al-Sultan, sebelah barat Rafah, Gaza selatan pada Rabu (16/11/2016). 10). /2024).
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth juga menerbitkan laporan video tentang kunjungan Jurnalis di desa tempat Yahya Sinwar dibunuh.
Israel berusaha mendapatkan informasi dari jurnalis pro-Zionis tentang lokasi pembunuhan pemimpin Hamas. Di sanalah mereka menyimpan rumah tempat Yahya Sinwar dibunuh
Surat kabar Israel, Channel 14, melaporkan bahwa tentara Israel (IDF) yang mengebom sebuah rumah di rumah Tuan Yahya Sinwar tewas.
Tujuan pengeboman gedung tersebut bukan untuk menjadikannya simbol stabilitas rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza, dan simbol pertahanan Yahya Sinwar terhadap wilayah Palestina yang diduduki.
Upaya penghancuran gedung ini terjadi setelah video detik-detik terakhir Yahya Sinwar menarik perhatian dunia internasional sebagai simbol kekuatan dan perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Pimpinan tentara Israel percaya bahwa dengan meledakkan rumah tersebut, ingatan Yahya Sinwar Palestina dapat terhapus pada waktunya, seperti dilansir Elwatan News.
Rumah keluarga Abu Taha telah dihancurkan sejak Mei 2024 ketika serangan Israel terhadap Rafah meluas
Dia bekerja keras untuk membangun tempat itu dan tinggal di rumah itu selama 15 tahun.
“Rumah kami menjadi terhormat dan bangga kepada (Yahya Sinwar) Abu Ibrahim, pemimpin yang stabil. Kami bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kami kehormatan ini,” tulis Instagram Gaza Sweet, mengirimkan keterangan keluarga Abu Taha, Sabtu (19). /10/2024). Pembunuhan Yahya Sinwar
Yahya Sinwar tewas setelah bentrokan sengit dengan pasukan Israel di sebuah desa di lingkungan Tal Al-Sultan, sebelah barat Rafah, di selatan Gaza pada Rabu (16/10/2024).
Tentara Israel mengirimkan senjata dan drone untuk menyerang tiga orang Palestina bersenjata bersama orang-orang Palestina di daerah tersebut, Tuan Yahya Sinwar dan dua pemimpin Hamas ikut bersamanya.
Yahya Sinwar berpisah dari dua pemimpin Hamas yang dimilikinya saat itu karena serangan sengitnya terhadap Israel.
Ketika dia sampai di lantai dua, tentara Israel melepaskan tembakan, melemparkan dua bom ke arahnya, dan mengendalikan kebisingan untuk mengikutinya ke dalam gedung.
Usai bentrokan, tentara Israel menggeledah rumah tersebut pada Kamis pagi (17/10/2024) dan menemukan jenazah mereka, salah satunya mirip dengan Yahya Sinwar, dilansir Al Masry Alyoum.
Beberapa bagian tubuh Yahya Sinwar, seperti rambut janggut dan potongan jari, diserahkan kepada polisi Israel. Foto rumah tempat Yahya Sinwar tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel di sebuah rumah di lingkungan Tal al-Sultan di Rafah, selatan Jalur Gaza pada Rabu (16/10/2024) malam. (Ynet)
Pada Kamis malam, IDF mengumumkan bahwa hasil tes genetiknya cocok dengan informasi yang diberikan Israel ketika Yahya Sinwar ditangkap.
Yahya Sinwar diangkat menjadi Kepala Biro Politik Hamas pada 6 Agustus 2024 menggantikan Ismail Haniyeh yang diduga dibunuh Israel dalam ledakan di Teheran, Iran pada 31 Juli 2024. Jumlah korban tewas di Gaza.
Pada saat yang sama, Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, terus melakukan agresi terhadap Gaza, sehingga jumlah korban tewas warga Palestina menjadi 42.519, lebih dari 42.519, dan 99.637 orang lainnya terluka. 10). /2023) hingga Minggu (20/10/2024), 1.147 orang tewas di wilayah Israel, menurut Wafa Palestina.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Gaza setelah gerakan anti-Palestina, Hamas melancarkan operasi banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk menyerang pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel menyatakan 101 orang masih hidup atau mati, Hamas masih menguasai Gaza, setelah menukar 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Informasi lebih lanjut mengenai konflik Palestina vs Israel