TRIBUNNEWS.COM – Jumlah tentara bayaran yang bertempur di Ukraina kini terungkap.
Saat ini terdapat 3.200 tentara asing yang berperang melawan Rusia.
Russia Today melaporkan, berdasarkan informasi yang diberikan oleh peretas, bahwa tentara bayaran tersebut berasal dari Ukraina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Informasi mereka dibocorkan oleh sekelompok peretas yang mencuri informasi karyawan di Ukraina.
Sekelompok peretas yang menamakan dirinya ‘Kupu-Kupu Rusia’ (RaHDit) mengumumkan kabar tersebut bertepatan dengan pembukaan Olimpiade Paris 2024 pada Jumat (26/7/2024).
Peretas menulis di Telegram: “Pada hari pembukaan Olimpiade di Prancis, kami ingin mengingatkan dunia bahwa warganya telah berpartisipasi dalam kejahatan pemerintahan Zelensky, yang berarti liburan Anda akan berlumuran darah.”
Para peretas juga mengatakan bahwa tentara bayaran tersebut berasal dari kelompok yang berbeda, seperti atlet Latvia yang berpartisipasi dalam Olimpiade Sochi dan mantan petugas polisi AS.
Mereka mempublikasikan foto, nomor telepon, alamat, nomor telepon informasi pribadi, alamat email, tautan media sosial, dan informasi pribadi lainnya.
Di antara orang-orang luar biasa tersebut adalah warga negara Latvia, Maurins Kristaps, yang lahir pada tahun 1991.
Kristaps dilaporkan berkompetisi di Olimpiade 2014 di Sochi, di mana ia menempati posisi ke-21 dalam luge.
Kristaps juga menjabat sebagai sekretaris Federasi Luge Latvia sebelum pindah ke Ukraina.
Pemenang lainnya adalah Perce Tanner Reed dari Amerika, lahir pada tahun 1993.
Dia bekerja untuk Departemen Kepolisian Oakland sebelum dia didakwa di Indiana atas tuduhan kejahatan pelecehan anak, menurut laporan.
Evelyn Aschenbrenner, lahir pada tahun 1981, juga terdaftar sebagai wakil komandan di Divisi Pertama Tentara Internasional Ukraina.
Aschenbrenner mengungkapkan bahwa dia gay.
Menurut RaHDit, daftar tersebut mencakup “seorang ahli militer yang berperang di pihak Kurdi, perwakilan Legiun Asing Prancis, kartunis Kolombia, dan orang-orang dari batalion LGBT.”
Berita ini muncul sebulan setelah kelompok peretas mengidentifikasi lebih dari 1.000 tentara Ukraina, termasuk pilot, yang diduga terkait dengan serangan terhadap warga sipil di Rusia.
Laporan media sebelumnya mengindikasikan bahwa tentara bayaran tersebut diduga melakukan berbagai kejahatan perang termasuk menyiksa dan membunuh tahanan Rusia di Ukraina.
Hingga bulan Maret, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan setidaknya 13.387 pejuang asing telah mengangkat senjata atas nama Kiev.
Moskow mengatakan pihaknya menganggap pekerja asing sebagai target yang sah.