Juicy Luicy Rilis Lagu Baru Insya Allah, Gambarkan Usaha Seseorang untuk Lupakan Masa Lalu

TRIBUNNEWS.COM – Juicy Luicy asal Bandung merilis lagu baru berjudul Insya Allah hari ini, Jumat 14 Juni 2024.

Namun Insya Allah lagu Juicy Luicy ini bukan lagu religi.

Seperti lagu Juicy Luicy lainnya, Insya Allah merupakan lagu cinta.

Liriknya Insya Allah sangat dekat dengan karakter lagu-lagu Juicy Lucy, sedih, frustasi dan bernuansa.

Julian Emperor alias Wang mengatakan pelantun Juicy Lucy itu Insya Allah merupakan lagu yang sangat tepat untuk masalah percintaan yang sedang dialami banyak orang.

Yang terpenting, kata Wang, lagu tersebut Insya Allah berkisah tentang seorang pria yang mengenang kisah cinta masa lalunya.

“Lagu Insya Allah ingin mengungkapkan perasaan seseorang yang belum melupakan masa lalunya yang baik,” jelas Julian Imperator di Jakarta Selatan, Kamis (13/6/2024).

Wang bahkan mengatakan bahwa perasaan ini bisa kembali bertahun-tahun kemudian.

“Meski kejadiannya sudah lama sekali, bahkan bertahun-tahun yang lalu, tapi entah kenapa terkadang saya teringat kembali ke masa lalu,” lanjutnya.

Diketahui liriknya Insya Allah ditulis oleh Denis Ligia, Faishal Muhammad Fasya, dan Iqbal Siregar.

Selain menulis lagu, Denis Ligia merupakan gitaris Juicy Luicy.

Sambil membicarakan judul lagunya, Wang menjelaskan alasan penggunaan judul lagu cinta tersebut.

Menurut Wan, kata izin Tuhan sangat cocok untuk menggambarkan orang-orang yang berusaha melupakan masa lalu karena tidak yakin bisa melakukannya.

“Kenapa diberi judul Insya Allah? Karena setelah kita mengingat waktu itu, Insya Allah besok kita tidak akan mengingatnya, dan tidak ada jaminan,” jelas Wang.

Insya Allah merupakan single ke-8 Juicy Luicy sejak dirilisnya Sentimental pada tahun 2020. Insya Allah – Lirik Juicy Luicy

Adakah cara untuk menyemangati setidaknya bulan ini agar tidak mengingat kepedihan tahun lalu?

Bangun di pagi hari dan katakan padaku itu semua hanya mimpi tapi ini bukan fiksi dan aku harus menghadapinya.

Menjadi tua tetap saja menyakitkan karenanya.

Tidak ada hubungannya, aku hanya ingin melihat ke luar jendela ke langit yang luas. Terlalu malas untuk menari dan berpesta.

Senyuman terakhirmu membuatku semakin tak berdaya

Menjadi tua tetap saja menyakitkan karenanya.

Menjadi tua tetap saja menyakitkan karenanya. Aku tidak tahu.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma/Bayu Indra Permana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *