Laporan reporter Tribunnews.com Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak lama setelah jadwal tayang diumumkan, film ‘God Lets Me Be Sinner’ menuai kritik di media sosial.
Banyak yang mempertanyakan nama film tersebut dengan mengatakan bahwa film tersebut mengajarkan maksiat atau memberikan gambaran melakukan hal-hal buruk.
Sebagai sutradara, Hanung Bramanteo memberikan respons liberal terhadap kritik tersebut.
“Kok judulnya jelek? Saya ingin menyinggung teman-teman semua, saya ingin menimbulkan sikap buruk di antara teman-teman semua,” jelas Hanung Bramanteo asal Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Makanya kita bisa mencari sisi baik yang lain. Makanya orang-orang punya semangat dan semangat ketika dilahirkan, lanjutnya.
Hanung mengimbau calon penonton tidak terintimidasi dengan judul yang digunakannya. Meski merupakan film yang diangkat dari novel, Hanung punya tujuan lain untuk judul tersebut.
Hanung ingin masyarakat kritis terhadap lingkungan sekitar setelah menonton film tersebut, dan judul tersebut sengaja dibuat untuk membangkitkan perasaan kritis tersebut.
Jadi jangan takut dengan judulnya, ini hanya untuk menggugah kita semua untuk mengkritik, itu yang saya inginkan, kata Hanung.
“Untuk melawan kemunafikan harus bersikap kritis, jangan terjebak pada topik, harus melihat isinya,” ujarnya.
Sebagai informasi, film ‘God Lets Me Be Sinful’ yang disutradarai MVP Picture akan tayang di bioskop Indonesia pada 22 Mei 2024.