Jubir Prabowo Sebut Dibentuknya Presidential Club untuk Hentikan Tradisi ‘Cancel Culture’, Apa Itu?

TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Pers Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, kelompok presiden dibentuk dari anggota mantan presiden Indonesia yang masih hidup untuk mengakhiri praktik pembatalan pernikahan.

Dahnil menjelaskan, makna mendobrak tradisi tersebut terkait dengan tradisi presiden yang tidak melanjutkan kebijakan presiden sebelumnya.

Oleh karena itu, Dahnil Prabowo berharap pembentukan asosiasi presiden dapat mempererat silaturahmi antar pemimpin dan meningkatkan efektivitas kebijakan baru pemerintah.

“(Membentuk Persatuan Presiden) merupakan upaya Pak Prabowo untuk memperkuat visi stabilitas, persatuan dan menjawab tantangan yang tidak mudah dalam lima tahun ke depan melalui kerja sama yang kuat yang dapat mempercepat pembangunan Indonesia secara keseluruhan. .

“Hentikan de-culture dalam kebijakan pemerintah. De-culture adalah praktik yang tidak dilanjutkan dengan presiden sebelumnya, padahal kebijakannya sudah bagus, sehingga praktik pergantian pemerintahan seringkali dimulai dari awal,” ujarnya kepada Tribunnews.com. , Rabu (.8/5/2024).

Dahnil pun berharap pernyataan Prabowo mengenai pembentukan Persatuan Presiden dapat dibenarkan karena, kata dia, para pemimpin bangsa Indonesia sudah memiliki gaya rekonsiliasi sejak awal kemerdekaan.

Insya Allah Pak Prabowo bisa menyatukan semua karena perlombaan pemimpin kita adalah perlombaan rekonsiliasi, sudah sejak berdirinya negara kita, lihat Bung Karno duduk bersama Buya dan bicara lagi. Hamka. padahal Bung Karno pernah memenjarakan Buya Hamka.

“Kehebatan para pendiri bangsa ini harus menular ke struktur pemimpin Indonesia saat ini, saya yakin Ainul,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dahnil menyatakan, Kelompok Presiden bukanlah sebuah lembaga, melainkan wadah diskusi antar mantan pemimpin Indonesia.

“Kelompok pimpinan ini bukan lembaga resmi, bukan lembaga. Hanya silaturahmi, sharing dan diskusi dengan para pemimpin Indonesia yang sewaktu-waktu bersama kita,” ujarnya. Pengamat menyebut kerja tim presiden terhambat karena hubungan Mega dengan SBY dan Jokowi.

Ujang Komaruddin Prabowo, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, mengatakan pidato Persatuan Presiden bertujuan untuk mendekatkan hubungan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI. 6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Republik Indonesia.

“Mungkin Prabowo ingin membangun saluran komunikasi antar mantan pemimpin. Tampaknya, Prabowo ingin menjadi jembatan antara mantan pemimpin yang tidak dekat,” kata Ujang kepada Tribunnews.com, Minggu (5/5/2024).

Ujang juga menyebut hubungan Megawati dengan SBY putus sejak 2004.

Krisis terjadi ketika SBY memutuskan mundur dari jabatan Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan pada masa pemerintahan Megawati dan mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu presiden tahun 2004.

Namun, di saat yang sama, Megawati juga akan mencalonkan diri sebagai presiden.

Sementara itu, hubungan Megawati dan Jokowi diduga memburuk setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo pada Pilpres 2024.

Sebab, sejak 2004 hingga 2024, hubungan SBY (dengan Megawati) kurang bersahabat. Malah akhir-akhir ini ada masalah antara Megawati dan Jokowi, dan mungkin ada yang baik di dalamnya, ujarnya.

Namun, Ujang menilai niat baik Prabowo membentuk tim presiden akan sia-sia karena hubungan Mega, SBY, dan Jokowi tak kunjung membaik.

Lebih lanjut dia mengatakan, hal ini berarti tidak akan ada pembahasan di kelompok presiden sendiri.

“Yang terbaik tidak bertemu satu sama lain atau ‘oposisi’, bertemu di kotak yang sama dan tidak berpaling satu sama lain.”

“Karena ada perbedaan pendapat dan permasalahan di hati mereka dari dulu hingga sekarang,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain yang berhubungan dengan President’s Association

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *