Demikian dilansir jurnalis Tribunnews.com Taufik Ismail
BERITA TRIBUN.
Presiden memberikan arahan kepada Kabinet mengenai Kepulauan baru yang dikembangkan oleh Indonesia.
Dalam instruksinya ke depan, hendak memberikan amanah kepada anggota kabinet untuk pembangunan di Indonesia, Presiden menyampaikan, investasi pada proyek pembangunan IKN mencapai 56,2 triliun.
Kata Jokowi: “Sampai saat ini saya juga harus menunjukkan bahwa di luar anggaran APBN, pendapatan investasi sudah mencapai 56,2 juta franc Rwanda.”
Investasi ini berasal dari 55 proyek yang telah mengalami kemajuan.
Sektor-sektor tersebut meliputi pendidikan 6, kesehatan 3, logistik 10, hotel 8, energi dan transportasi 2, perkantoran dan bank 14.
“Seperti 9 dan residensial, media dan teknologi 3,” kata Jokowi.
Kali ini, Presiden juga mengingatkan, Indeks Manajer Pembelian (PMI) tercatat mengalami penurunan, setelah sempat mengalami kenaikan selama 34 bulan berturut-turut.
“Hal ini harus diperhatikan dengan matang, karena banyak negara Asia yang PMI-nya di bawah 50, yaitu Jepang 49,2, Indonesia 49,3, China 49,8, Malaysia 49,7,” ujarnya.
Menurut Presiden, unit produksinya turun cukup signifikan yakni minus 2,6, kemudian order baru atau pesanan baru kurang dari 1,7 dan penyerapan tenaga kerja kurang dari 1,4.
“Saya ingin tahu persis penyebab utamanya dan segera merencanakannya karena saya melihat penurunan PMI ini selama 4 bulan terakhir,” ujarnya.
Presiden meminta jajarannya mencari penyebab kelemahan internal negara, apakah karena beratnya beban barang impor, atau rentannya barang impor.
“Kita harus benar-benar memahami mengapa permintaan dalam negeri anjlok, mungkin karena meningkatnya beban impor bahan baku karena volatilitas rupee atau serangan impor ke dalam negeri,” pungkas negara kita.