Laporan Jurnalis Tribunnews.com Rahmat W Nugraha.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Siah menilai Jokowi akan tetap aktif di politik nasional setelah tak lagi menjadi presiden pada Oktober mendatang.
Hal senada disampaikan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya Jusuf Kalla. Ketika dia tidak lagi bekerja untuk pemerintah.
“Jokowi tentu masih aktif seperti Jusuf Kalla dan SBY, tapi yang pasti berbeda jauh dengan Jokowi, sudah menjadi tokoh nasional dan berdampak langsung,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (24/5/2024).
Sebab, Jokowi kini sedang mempersiapkan masa pensiunnya setelah berhenti bekerja di pemerintahan, ujarnya.
“Jokowi menyiapkan alat anti pensiun, misalnya lolos kontestasi Gibran, posisi Kaesang mengendalikan PSI sudah cukup untuk menghalangi Jokowi pensiun,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, banyak relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Presiden Jokowi kembali ke partai politik setelah ia lengser dari jabatannya pada Oktober lalu.
Presiden Relawan Alap-Alap (AAJ) Jokowi Muhammad Isnaini mengatakan masyarakat Indonesia masih membutuhkan kiprah Presiden Jokowi di dunia politik.
“Kami sangat setuju. Secara pribadi, Jokowi masih sangat penting bagi cita-cita besar negara ini di masa depan!” kata Isnani, Minggu malam (19/5/2024).
Menurutnya, Jokowi harus terus memimpin dalam dua periode sukses tersebut. Salah satu caranya adalah dengan bergabung dengan partai politik.
“Kami sangat menghormati beliau yang mengatakan akan kembali ke Kota Solo dan menjadi warga normal. Tapi beliau juga perlu menghormati keinginan sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah. Kehadiran Pak Jokowi masih ditunggu-tunggu dan saya rindu, ” dia berkata.
Dengan bergabung dalam partai politik, Presiden Jokowi tetap bisa membantu menentukan arah masa depan negara, ujarnya. Mengingat mekanisme demokrasi pada tingkat pemerintahan di Indonesia hanya melalui partai politik.
Ia mengatakan, partai pendukung Jokowi memiliki karakter terbuka.
“Saya juga setuju dengan pandangan pengamat bahwa Pak Jokowi sudah memilih partai yang jelas. Jadi tidak ada utang budi dari segi warisan. Sebaliknya, saya melihat partai ini seperti itu. Pak Jokowi ingin orang yang kuat, bukan orang yang kuat, makanya dia kuat sekali,” tambah Isnai.
Para relawan mengatakan Isnai menyerahkan sepenuhnya keputusan partai terbuka mana yang dianggap tepat kepada Presiden Jokowi.
Menurutnya, penting bagi orang seperti Jokowi untuk menjadi anggota partai politik.
“Saya ingin sampaikan bahwa ini adalah pemilu yang realistis, yang merespon perkembangan politik di tanah air saat ini dan menatap ke depan. Ini adalah pemilu yang realistis karena membawa filosofi politik nasional yang dibawa oleh Pak Jokowi. Anda tidak bisa berdiri seperti itu. ini!” Beliau menyimpulkan ISani.