Jokowi Bantah Ajukan 3 Periode, Jubir PDIP Guntur Romli: Jadi Tertawaan, Publik Bisa Menilai

Reporter Tribunnews.com Rahmet W Nugraha melaporkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara DPP PDP Guntur Romli menyebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tak ingin masa jabatan presiden tiga tahun.

Menurut dia, Penyangkalan ini konyol; Karena masyarakat bisa menilai bukti-bukti yang ada saat ini. 

“Banggakan Jokowi yang tidak mempersoalkan 3 jabatan itu menjadi bahan lelucon masyarakat. Pada saat yang sama, ada yang meminta dan merencanakan secara terbuka,” kata Guntur Romli, Selasa (31/12/2024). 

Jokowi sendiri mengaku tidak memberikan teguran atau sanksi kepada mereka hingga akhir masa kepemimpinannya.

Ia juga disebut sebagai ‘Jokowi Trust’ di bawah kepemimpinan Presiden saat ini, Prabowo.

Guntur juga dikabarkan mendengar tiga kali pidato ketua umum partai politik seperti Erlanga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN), dan PSI. 

“Juga abdi-abdi Jokowi Bahlil Lahadalia, Luhut Binsar Pandajaitatan, dan Tito Karnavian. Lalu dari kelompok relawan seperti Projo, di awal acara dengan nama Musra, berusaha mencari pengganti Naro-nya Jokowi, namun meneriaki Jokowi sebanyak 3 kali, ” jelasnya. 

Selain itu, Guntur menuturkan, dirinya juga mengamini pernyataan Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) yang mendukung 3 kata tersebut pada acara yang dihadiri Jokowi.

“Saat ditampar dan dilempar sebanyak 3 kali (akhir tahun 2019), masa jabatan kedua Jokowi hanya drama politik yang diolok-olok masyarakat. Maksudnya adalah kepercayaan Jokowi terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo saat ini. 

Ia menambahkan, tidak adanya teguran dan sanksi dari Jokowi terhadap mereka juga menunjukkan hal tersebut. Jokowi merasa lega dengan pernyataan mereka. 

“Ya, kami tidak akan marah pada orang yang menampar dan membuat kami menderita. Selama dia tidak punya rencana untuk berpura-pura, dia berpura-pura tidak mau menolak meski dia sendiri yang memerintahkannya.” 

Dan Guntur mengatakan, besarnya peran ‘orang istana’ dari kalangan Jokowi yang mendalangi pidato ke-3 saat itu atau memperpanjang masa jabatannya.

“Seperti halnya pandemi Covid-19, dengan tingginya kepuasan masyarakat terhadap hasil survei, maka UUD 1945 dan Sidang Istimewa MPR rencananya akan direformasi. Pada akhir tahun 2022, Jokowi tidak lagi mengingkari 3 ‘syarat’ berpura-pura atau berdebat melawan cinta,” kata Guntur. 

Terpilihnya kembali Jokowi terus dipengaruhi oleh tingginya hasil jajak pendapat kepuasan publik yang dirancang untuk menunjukkan dukungan publik. 

“Juga, Dukungan terhadap pidato Presiden MPR saat itu Bambang Sosatio sebanyak 3 kali itu bahkan berlaku pada amandemen UUD 1945 pada Desember 2022,” ujarnya. 

Berdasarkan alasan di atas, Guntur Jokowi membantah pertanyaan tersebut sebanyak 3 kali dan mengatakan bahwa pidato tersebut hanya sekedar lelucon di mata masyarakat.

Sebab, kata mereka, hal itu bertentangan dengan bukti-bukti yang ada selama ini dan yang diketahui masyarakat.

Sebelumnya, Presiden ke-7 RI, Jokowi, membantah narasi ingin menjabat kepala negara tiga periode.

Seperti diketahui, kasus tersebut kembali mencuat setelah Sekjen PDIP Hasto Cristiano buka suara terkait dugaan putusan yang menjeratnya. 

“Ya nanti saya lakukan lagi, saya belum pernah minta perpanjangan sampai tiga kali kepada siapa pun,” Jawa Tengah. ujarnya, Senin (30/12/2024) di Tribun Solo Kota Solo.

Jokowi menilai isu tersebut termasuk kategori berbahaya. 

“Tidak pernah dikirim kapan, ke mana, dan ke mana. Jangan pakai kerangka jahat itu, itu tidak baik,” ujarnya. 

Jokowi mengundang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atau Ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk dimintai keterangan.

“Tanya Bu Megan. Atau tanya Mbak Puan,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *